Aku yang Suka Menonton Televisi
VIVA.co.id – Sudah sejak kecil aku suka menonton televisi, yah, namanya juga anak-anak. Namun, setelah aku beranjak dewasa, aku jadi tidak suka menonton televisi. Aku berpikir, “Ah, untuk apa menonton televisi kalau acara yang ditayangkan benar-benar tidak mendidik?”.
Beberapa tahun terakhir ini anime dan kartun tidak diperbolehkan tayang di Indonesia. Kenapa? Ada yang bilang karena tidak mendidik, mengajarkan tentang perkelahian, cinta-cintaan, serta banyak adegan yang tidak pantas ditayangkan dan dilihat oleh anak kecil yang masih di bawah umur.
Padahal dulu aku suka menonton kartun Tsubasa. Pemeran utamanya keren, jago main bola, dan bahkan bisa salto selama 3 episode. Messi dan Ronaldo saja kalah. Namun, Tsubasa masih kalah karena dia enggak pernah meraih Ballon D’or, dan bahkan dia belum pernah sekali pun masuk nominasi peraih Ballon D’Or.
Lalu ada Hamtaro, si hamster imut, lucu, dan menggemaskan, tapi yang memeliharanya lebih menggemaskan lagi. Dulu aku pernah ingin memeliharanya, namun enggak kesampaian karena tanteku bilang, “Itu enggak mungkin bisa keliaran ke mana-mana kalau kau pergi ke sekolah, paling nanti digangguin sama adik kau yang masih TK.”
Anime Samurai-X? Di pipinya ada luka yang membentuk huruf ‘X’, aku lupa itu karena kena apa. Mungkin dulu dia sering cabut dan membolos di sekolah lalu akhirnya dia disiksa oleh ayah ataupun ibunya.
Waktu itu juga sempat diberi kabar kalau Spongebob Squarepants tidak akan tayang lagi. Hingga mereka yang berpikir kalau Spongebob Squarepants harus selalu tayang membuat meme dan gambar yang ada tulisan sedihnya. Namun, nyatanya Spongebob Squarepants sampai sekarang masih ditayangkan.
Awal tahun 2016 ini pun juga sering ditayangkan film-film yang aku rasa tidak mendidik. Aku berpikir di mana pikiran mereka yang sehat dan berakal, padahal Tuhan yang Maha Esa sudah memberikan akal dan pikiran yang sehat kepada seluruh manusia di bumi ini. Bahkan akal dan pikiran manusia jauh lebih pintar dari akal dan pikiran binatang.
Bukannya aku berpikir kalau anime dan kartun itu adalah tontonan yang selalu menampilkan hal yang mendidik, namun ada juga anime dan kartun yang menampilkan hal yang tidak mendidik. Begitu pun juga film dan sinetron, ada yang menampilkan hal yang mendidik, ada juga yang tidak menampilkan hal yang mendidik.
Untuk anime dan kartun yang mendidik, mungkin Naruto dan One Piece adalah perwakilannya. Naruto dan One Piece bukan kartun, tapi anime. Di dalamnya terdapat hal yang mendidik yang bisa diambil pelajarannya, yaitu selalu hidup berteman dan bersahabat, selalu tolong-menolong, dan selalu pantang menyerah untuk meraih sesuatu yang kita inginkan. Untuk fanservice-nya jangan terlalu dibahas, karena aku tahu itu adalah hal yang tidak pantas dilihat oleh anak di bawah umur.
Untuk film Indonesia yang mendidik, aku rasa ada, tapi hanya sedikit. Film dari karya penulis ternama di Indonesia, aku akan menyebutkan beberapa di antaranya, Kambing Jantan karya Raditya Dika, ada juga karya Ernest Prakasa, Ngenest. Film-film itu mendidik karena mengajarkan dan memotivasi banyak orang agar selalu menjadi anak yang berbakti kepada orangtua, mengikuti apa mau orangtua. Tapi yang jelas, tidak semua keinginan orangtua harus diikuti karena anak juga punya mimpi. Menjadi penulis contohnya, atau menjadi seniman, penyanyi, artis, dan lain-lainnya.
Sedangkan untuk sinetron? Waduh, aku tidak bisa mengatakan sinetron jaman sekarang mendidik. Selalu ada scene atau alur cerita yang namanya perceraian, pernikahan dini, balap-balapan, pergaulan bebas yang tidak baik, perdebatan di antara dua kubu atau dua orang yang saling bermusuhan, sirik, dengki, iri dan sifat yang tercela yang enggak pantas ditiru oleh anak di bawah umur yang menontonnya. Tapi kenapa sinetron yang ada unsur-unsur negatif yang aku tulis di atas lebih sering ditayangkan? Oh, apa mungkin karena yang memerankannya cakep, keren, cantik, ganteng dan cool kayak Tukul?
Berbicara soal keren, cakep, dan cantik, aku jadi teringat dengan film yang sekarang sedang marak-maraknya. Film India dan Turki. Ada unsur perceraiannya, hamil di luar nikah dan perselingkuhannya juga. Ada juga sih anime dan kartun yang begitu, namun anime dan kartun tidak bisa ditayangkan, lalu kenapa film-film itu dapat ditayangkan? Kenapa? Oh, apa karena banyak yang suka?
Memang banyak yang suka. Ibu dan tanteku pun juga suka dan bahkan adikku yang masih berumur 5, 6, dan 7 tahun sampai berdrama seperti yang ada di film itu. Mereka bahkan sudah tahu apa yang namanya nikah, cerai, selingkuh, hamil di luar nikah dan sebagainya. Ah, sangat miris melihatnya.
Aku perwakilan dari seluruh anak muda yang sering mengalami kalau lagi nonton berita sekilas tentang bola di televisi, lalu remote-nya tiba-tiba diambil paksa oleh emak dan tante hanya untuk menonton film dan sinetron itu. Aku ingin keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia diterapkan, bukan hanya menjadi topeng dan kiasan saja. (Tulisan ini dikirim oleh Ridho Adha Arie)