Inspirasi Sosok Sederhana Sang Pengusaha Media
Selasa, 29 Desember 2015 - 11:49 WIB
Sumber :
- U-Report
VIVA.co.id -
"Kerja..Kerja..Kerja" adalah moto hidup Pak Dahlan Iskan. Pria kelahiran Magetan, 17 Agustus 1951 silam ini berangkat benar-benar dari titik nol hingga akhirnya bisa sukses seperti saat ini. Dalam bukunya yang berjudul Ganti Hati, ada yang menarik dari cerita di balik tanggal lahirnya yaitu 17 Agustus. Ternyata tanggal tersebut dikarang sendiri olehnya lantaran pada waktu itu tidak ada catatan kapan dilahirkan dan orang tuanya juga tidak ingat tanggal kelahirannya.
Pak Dahlan dibesarkan dari keluarga yang sangat sederhana di lingkungan pedesaan yang sangat kental akan nuansa religiusnya. Diceritakan dalam bukunya Ganti Hati, saat kecil dulu, Pak Dahlan hanya memiliki satu baju dan satu celana pendek, tapi masih memiliki sarung, dan sarung tersebut dijadikan
jokes
yang bercerita bahwa sarung tersebut dapat berubah menjadi alat ibadah, alat hiburan, sampai dipergunakan untuk menakut-nakuti orang.
Hidup yang serba pas-pasan membuat Pak Dahlan rajin bersekolah dan disiplin dalam menjalani hidupnya. Sempat meneruskan pendidikan di Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, Samarinda, Pak Dahlan mulai merintis karier dengan menjadi reporter di sebuah surat kabar harian lokal di Samarinda sejak tahun 1975.
Pada tahun 1976, ia ditugaskan menjadi wartawan majalah Tempo. Kemudian pada tahun 1982, Pak Dahlan diangkat sebagai pemimpin di Jawa Pos dan lima tahun kemudian, terbentuk Jawa Pos News Network (JPNN), memiliki lebih dari 80 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia.
Mempunyai sikap yang kritis di bisnis media membuat Pak Dahlan sering melayangkan kritik dan solusi terhadap kinerja Perusahaan Listrik Negara (PLN). Hingga pada tahun 2009, Pak Dahlan ditunjuk sebagai Direktur Utama PLN, menggantikan Fachmi Mochtar.
Dedikasinya terhadap PLN membuat mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono menugaskannya untuk menempati jabatan sebagai menteri BUMN pada kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Pak Dahlan sempat gagal membawa lima perusahaan BUMN untuk melepas saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di lantai bursa.
Berkat kepemimpinannya, BUMN dinilai bersih dari korupsi oleh masyarakat, hal itu merupakan kinerja terbaiknya sebagai menteri BUMN. Pada tanggal 5 Januari 2013, Pak Dahlan mengalami kecelakaan saat mengendarai mobil listrik Tucuxi di kawasan Tawangmangu, Jawa Timur, beruntung ia masih selamat walaupun mobil yang dikendarainya rusak parah.
Kehidupan Pak Dahlan tak lepas dari cobaan, pada tahun 2007 ia pernah didiagnosis mengidap kanker hati dan harus menjalani operasi transplantasi hati di Cina. Kehadiran sosok Ibu Nafsiah Sabri sebagai istrinya serta kedua anak mereka, menjadi penguat dan penyemangat hidup Pak Dahlan.
Tahun 2008, Pak Dahlan membuat buku yang berjudul Ganti Hati, buku tersebut berisi tentang bagaimana kehidupan Pak Dahlan saat masih kecil yang serba sederhana, walaupun kekurangan, tetap menjalani hidup ini dengan semangat. Buku tersebut juga menceritakan operasi transplantasi hati yang dijalaninya saat di Cina. Setahun pertama setelah menjalani operasi, Pak Dahlan dipesani agar tidak terkena flu atau sakit perut karena jika terkena dua penyakit tersebut, dapat menandakan bahwa operasi ganti hatinya gagal.
Banyak nilai positif yang dapat ditiru dari sosok sederhana seorang Pak Dahlan Iskan. Kinerja yang baik, semangat kerja keras, dan sifat sederhana dapat ditumbuhkan dari diri sendiri seperti yang diterapkan oleh Pak Dahlan Iskan.
(Cerita ini dikirim oleh Chanyndhita Gibrani, mahasiswa Universitas Pancasila, Jakarta)