Kebiri Kimia Ternyata Cuma Bertahan Selama Satu Bulan
- tvOne
VIVA – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur menolak hukuman kebiri kimia terhadap M Aris (20), terpidana kasus pemerkosaan sembilan anak – seperti yang diputuskan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Mojokerto. Dia pun lebih memilih dihukum mati dalam kasusnya.
Dokter Spesialis Andrologi, Nugroho Setiawan mengatakan, hukuman kebiri secara medis jelas akan mempengaruhi kesuburan bagi pria yang dikeberi. Proses hukuman kebiri ada dua cara.
"Pertama dengan bedah dengan melakukan pengangkatan, dan dengan kebiri kimia. Kebiri bedah menetap, sekali dilakukan sudah selesai. Hormonya akan rendah terus dan kesuburannya akan hilang. Kalau kebiri kimia sifatnya sangat temporary, tergantung jenis obatnya," katanya.
Menurut Nugroho, rata-rata obat kebiri ini bekerja selama satu bulan. Jadi bila orang dihukum kebiri kimia, setiap bulan harus diberikan obat untuk merendahkan hormonya. Bila tidak berikan, tentu akan normal kembali.
Lalu apa yang menjadi permasalah bagi para dokter untuk melaksanakan hukuman kebiri atau kebiri kimia ini. Pembaca setia VIVA dapat melihat dialog dengan sejumlah narasumber ahli dalam program Kabar Petang melalui video di bawah ini.
Lebih mendalam, masalah ini juga akan dibahas dalam program Indonesia Lawyers Club (ILC) yang tayang malam ini pada pukul 20.00 WIB, Selasa 27 Agustus 2019. ILC akan tayang dengan tema "Pemerkosa Anak Divonis Kebiri: Setimpalkah?".
Talkshow yang akan dipandu langsung oleh Pemimpin Redaksi tvOne Karni Ilyas itu akan menyuguhkan silang pendapat soal kontroversi hukuman kebiri kimia itu dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari pihak berwenang, politisi, pakar kesehatan, pakar hukum dan tokoh masyarakat. (ren)