Benarkah Minyak Gosok Dapat Diminum atau Penyembuh Luka?
- Instagram Ridwan Kamil.
VIVA – Bagi masyarakat Indonesia, minyak gosok selayaknya obat yang diyakini berkhasiat menyembuhkan sejumlah penyakit atau gangguan kesehatan. Minyak gosok hampir selalu ada di rumah-rumah orang Indonesia, bahkan bersandingan dengan obat-obat pabrikan di kotak P3K.
Seturut popularitasnya, berkembang sejumlah keyakinan atau klaim bahwa minyak gosok, di antaranya dapat menyembuhkan sakit kepala atau nyeri di leher, menyembuhkan luka luar, bahkan konon dapat diminum dan aman bagi kesehatan.
Benarkah klaim-klaim itu?
Spesialis farmakologi klinik, dr Tulus Satriasih SpFK, menjelaskan satu per satu klaim-klaim itu berdasarkan tinjauan medis dan ilmu tentang obat-obatan, sebagaimana dia sampaikan dalam program bincang-bincang Ayo Hidup Sehat di tvOne.
Klaim pertama, minyak gosok dapat menyembuhkan sakit kepala dan leher kaku. Dokter Tulus tegas mengatakan, itu mitos belaka. “Tapi untuk mengurangi gejala, itu fakta.”
Minyak gosok, sesuai namanya, memang digunakan dengan cara digosokkan ke permukaan kulit tubuh yang biasanya untuk mengurangi rasa pegal. Minyak gosok mengandung zat anti-peradangan dalam bahan essential oil-nya. Dengan pemijatan dapat melancarkan peredaran darah.
Klaim kedua, minyak gosok dapat mengatasi nyeri. Menurut Tulus, itu mitos juga, terutama kalau dianggap dapat mengatasi. Sebenarnya bukan tidak bermanfaat, tetapi biasanya untuk mengobati gejala sebagai tambahan terapi.
“Minyak gosok memang beberapa terdiri dari minyak essential, antara lain ada minyak kelapa, minyak kayu putih, dan lain-lain. Dari beberapa bahan itu memang memiliki efek anti-inflamasi atau anti-peradangan, jadi akan mengurangi gejala nyeri itu,” katanya.
Minyak gosok berkhasiat mengurangi nyeri karena beberapa bahan di antaranya, misal, minyak kelapa, dapat menyerap ke kulit, dan karenanya gampang diedarkan ke tubuh.
Klaim ketiga, minyak gosok dapat diminum dan tidak menimbulkan efek samping. Tulus menegaskan, klaim itu jelas hanya mitos. Masyarakat Indonesia, katanya, memang sudah terlalu akrab dengan minyak gosok sehingga kemudian berkembang keyakinan minyak itu aman jika diminum.
Bagi sebagian orang yang tidak sensitif terhadap bahan-bahan di dalam minyak gosok, katanya, mungkin tak menimbulkan dampak apa pun. Tapi, dia mengingatkan, tidak semua orang tak sensitive dengan zat-zat kimia kandungan minyak gosok. “Kalau untuk orang yang sensitif, kita tidak tahu reaksinya apa.”
“Sebaiknya,” Tulus menyarankan, “dicari kemasan yang bisa diminum. Memang ada beberapa minyak gosok yang hanya untuk digosok [tapi tak aman diminum], ada juga yang bisa diminum.”
Klaim keempat, minyak gosok dapat mengobati luka luar. Itu mitos juga, kata Tulus. Banyak macam atau jenis luka, dan karena itu harus hati-hati mengobatinya. Pada luka infeksi atau iritasi, atau luka yang terbuka, menurutnya, jelas tidak disarankan menggunakan minyak gosok. Luka infeksi atau iritasi, katanya, bisa berpotensi menyebar jika terpapar minyak gosok. Maka sebaiknya periksakan ke dokter untuk mengetahui penyebabnya sekaligus pengobatannya.
“Kalau lukanya tidak bernanah, atau tidak terbuka, kita oleskan di sekitaran lukanya, boleh saja. Karena di situ ada kandungan minyak sereh, sehingga dapat membantu menyembuhkan lukanya. Tapi, sekali lagi, bukan untuk luka yang terbuka,” katanya.