Geger! Kombes Pol Hariyatmoko Diduga Korupsi, Anggota Sendiri Bongkar Modusnya
- Istimewa
Maluku Utara, VIVA – Sebuah unggahan di media sosial TikTok menjadi sorotan setelah mengkritik keras kinerja Direktur Polairud Polda Maluku Utara (Malut), Kombes Pol Hariyatmoko.
Unggahan tersebut pertama kali dibagikan oleh akun TikTok @harihari7991 pada Senin, 9 Desember 2024 lalu.
Pengunggah mengklaim bahwa mereka adalah anggota Polairud Polda Malut. Mereka mengaku sudah muak dengan perbuatan yang kerap dilakukan atasannya itu.
Dalam narasi unggahan, anggota Polairud Polda Malut itu mengatakan bahwa, Kombes Pol Hariyatmoko sering melakukan korupsi anggaran minyak patroli kapal.
“Kapada Presiden Prabowo, bapak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan bapak Kapolda Malut, Irjen Pol Midi Siswoko, kami anggota Dit Polairud Polda Malut merasa sangat muak dengan direktur kami,” tulis narasi unggahan, dikutip VIVA Kamis, 19 Desember 2024.
“Dia sering memaki anggota, memerintahkan anggota yang bukan tupoksi dan lebih parah lagi, dia sering korupsi anggaran minyak patroli kapal secara terang-terangan,” sambung mereka.
Selain itu, Kombes Hariyatmoko juga dituding sering memakan biaya pemeliharaan dan perawatan kapal patroli. Kemudian, beliau juga disebut kerap memeras komandan kapal yang berpangkat lebih rendah darinya.
Pada momen HUT Dit Polairud ke-74, Kombes Pol Hariyatmoko juga disebut memaksa komandan kapal menyetor uang Rp5 juta dengan alasan untuk memeriahkan acara tersebut.
“Jumlah kapal atau speedboat patroli di Polda Malut berjumlah 23. Total keseluruhan yang harus disetorkan ke Kombes Pol Hariyatmoko yaitu Rp115 juta,” tulis unggahan itu.
Bukan cuma itu, Kombes Pol Hariyatmoko juga disebut-sebut sering melarang anggota yang beragama Islam untuk sholat saat waktu tugas.
“Dan yang paling parah dia sering menistakan agama secara tidak langsung dengan menyinggung Alquran dan sholat,” tambah unggahan itu.
Pengunggah juga menyinggung rumah mewah milik Kombes Pol Hariyatmoko. Menurut mereka, rumah yang bertempat di Kelurahan Sabia itu dibangun menggunakan uang hasil korupsi.
“Hanya itu yang dapat kami sampaikan. Kami anggota yang berpangkat bintara dan tamtama sangat memohon kepada bapak Presiden dan pak Kapolri agar membantu kami,” tandas mereka.