Tren Donor Sperma di Amerika Serikat, Satu Tabung Bernilai Fantastis hingga Belasan Juta Rupiah!
- Pixabay
Amerika Serikat, VIVA – Fenomena donor sperma di Amerika Serikat belakangan menjadi populer, bukan hanya sebagai langkah medis untuk membantu pasangan yang mengalami masalah kesuburan, tetapi juga menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan bagi para pria yang memenuhi syarat.
Satu tabung sperma disebut dapat dihargai hingga $900 atau sekitar Rp14,5 juta. Dalam satu kali donor, seorang pria bahkan bisa menghasilkan hingga $1.500 (sekitar Rp24 juta) dari dua hingga tiga botol kecil sperma yang didonorkan. Namun, menjadi donor sperma bukanlah hal yang mudah karena ada serangkaian proses ketat yang harus dilewati.
Syarat Ketat untuk Menjadi Donor Sperma
Tidak semua pria dapat menjadi donor sperma. Calon donor harus berusia antara 18 hingga 45 tahun dan dalam kondisi kesehatan yang sangat baik. Selain itu, mereka harus memiliki kualitas sperma yang memenuhi standar tinggi. Proses penyaringan melibatkan berbagai tes, termasuk tes genetik, pemeriksaan penyakit menular, dan analisis riwayat kesehatan keluarga. Tes ini dilakukan untuk memastikan bahwa sperma yang didonasikan aman dan bebas dari risiko penyakit bawaan atau infeksi.
Menurut sebuah studi yang dipimpin oleh Universitas Sheffield dan dipublikasikan di jurnal Human Reproduction, kurang dari 4 persen pria yang mendaftar untuk menjadi donor sperma berhasil menyelesaikan seluruh proses hingga sampel mereka disetujui untuk digunakan. Banyak calon donor yang gugur dalam tahap awal, seperti gagal dalam kuesioner penyaringan gaya hidup atau memiliki kualitas sperma yang tidak memenuhi syarat.
Donor sperma bukanlah proses yang sederhana. Selain harus menjalani tes kesehatan yang ketat, para donor juga diminta untuk mendonasikan sperma secara rutin selama beberapa bulan. Mereka juga harus menyadari konsekuensi jangka panjang dari donasi ini, termasuk kemungkinan adanya anak yang lahir dari donasi mereka. Di beberapa negara, termasuk Inggris, hukum mewajibkan donor untuk bersedia diidentifikasi oleh anak-anak yang lahir dari sperma mereka ketika anak tersebut mencapai usia tertentu.
Permintaan yang Tinggi dan Peluang Ekonomi
Permintaan akan sperma donor terus meningkat, terutama di negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris. Data dari Human Fertilisation and Embryology Authority menunjukkan bahwa lebih dari separuh donor sperma baru yang terdaftar di Inggris berasal dari sperma impor, terutama dari bank sperma besar seperti Cryos International di AS dan Denmark.
Meskipun donor sperma membutuhkan komitmen dan penyaringan ketat, bagi beberapa pria, ini menjadi peluang ekonomi yang menarik. Dengan potensi penghasilan hingga puluhan juta rupiah per donasi, banyak pria yang melihat ini sebagai cara untuk mendapatkan uang tambahan. Namun, mereka harus menyadari bahwa ini bukan sekadar proses medis biasa, melainkan juga melibatkan tanggung jawab moral dan emosional.
Dengan biaya tinggi dan meningkatnya kebutuhan pasangan untuk mendapatkan bantuan kesuburan, tren donor sperma di Amerika Serikat tampaknya akan terus berkembang. Selain menjadi solusi medis, ini juga menjadi fenomena sosial yang menarik untuk diamati. Namun, bagi siapa saja yang ingin menjadi donor, penting untuk memahami proses, syarat, dan tanggung jawab yang melekat pada keputusan ini.