Kesal Tak Diakui Sebagai Keturunan Kiai Ageng Hasan Besari, Gus Miftah: Daripada Ngaku Cucu Tapi Cari Untung...
- Istimewa
Jakarta, VIVA – Nama Gus Miftah belakangan ini menjadi perbincangan hangat di kalangan publik. Tidak hanya gaya ceramahnya yang kerap menuai kritik, melainkan juga statusnya sebagai seorang Gus yang ternyata dipertanyakan kebenarannya.
Gelar Gus yang selama ini melekat pada Miftah Maulana Habiburrahman ternyata menuai kontroversi. Padahal, gelar Gus umumnya diberikan kepada keturunan langsung dari seorang kiai atau pendiri pondok pesantren.
Miftah sendiri sebelumnya mengaku sebagai keturunan Kiai Ageng Hasan Besari, pendiri Pesantren Tegalsari di Ponorogo, Jawa Timur.
Namun, klaim tersebut dibantah oleh Raden Kunto Pramono, keturunan kedelapan Kiai Ageng Hasan Besari. Menurutnya, nama Miftah Maulana Habiburrahman tidak tercatat dalam daftar nasab atau silsilah keluarga.
"Setelah saya cek, tidak ada nama Miftah Maulana Habiburrahman dalam daftar nasab Kiai Ageng Muhammad Besari," kata Raden Kunto Pramono, keturunan kedelapan Kiai Ageng Hasan Besari.
Melalui ceramahnya di Tegal, Jawa Tengah pada 13 Desember 2024 lalu, Gus Miftah menanggapi tudingan tersebut dengan nada kesal. Ia merasa tidak adil karena tidak diakui sebagai bagian dari keluarga besar Tegalsari.
"Pentingnya literasi untuk wali di Ponorogo biar nggak hilang itu sejarah-sejarahnya," kata Gus Miftah.
"Aku itu sebel banget sama orang yang ngaku-ngaku cucunya Mbah Muhammad Besari tapi kalau misalnya ada acara, modal aja nggak mau," sambungnya.
Ia juga menyindir orang-orang yang mengaku keturunan tapi tidak mau ikut merawat makam leluhur.
"Sekarang semuanya rebutan merasa cucunya mbah Muhammad Besari. Tapi, nggak mau rawat makamnya malah cari untung," ujarnya.
"Bikin proposal ke sana-sini tapi hasilnya bukan buat makam. Yang modelnya kayak gitu, jancuk banget,” tambahnya.