Bukan Adu Gagasan, Debat Pilkada Aceh Tenggara Diwarnai Silaturahmi Saling Dukung yang Ternyata Satu Keluarga Besar

Tak Adu Gagasan, Debat Pilkada Aceh Tenggara Diwarnai Silaturahmi Saling Dukung
Sumber :
  • Dok. KIP Aceh Tengah

Aceh Tenggara, VIVA – Debat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang identik dengan penuh adu argumen, visi, dan program, justru diwarnai dengan silaturahmi dan saling dukung.

Momen unik ini terjadi ketika Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Tenggara menggelar debat publik pasangan calon (paslon) bupati dan calon wakil bupati Aceh Tenggara.

Peserta debatnya yakni paslon nomor urut satu Salim Fakhry Heri – Al Hilal (SAH), kemudian paslon nomor urut dua Raidin Pinim – Syahrizal (RASA), dan paslon nomor urut tiga Pandi Sikel – Khairul Abdi (PADI).

Dalam video yang disiarkan Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Tenggara, cabup nomor urut dua Raidin Pinim diberikan kesempatan untuk bertanya kepada cabup nomor urut tiga Pandi Sikeli, justru cabup Raidin menegaskan tidak akan memberikan pertanyaan.

"Adindaku Pandi Sikel nomor urut tiga, sesuai dengan komitmen dan janji kami berdua dengan kakakmu. Saya tidak akan pernah memberikan pertanyaan kepada dirimu Adindaku," kata cabup nomor urut dua, Raidin Pinim saat diberikan kesempatan oleh moderator saat bertanya.

Raidin Pinim juga mendukung saingannya itu sekaligus mendoakan untuk meraih massa sebanyak-banyaknya agar bisa menang dalam kontestasi Pilkada Aceh Tenggara ini.

"Kalaulah seandainya orang tua kita masih hidup saat ini, bapak Haji Umurudin, tidak mungkin dia membiarkan kita berdiri sebagai pasangan calon bupati pada saat itu, nggak mungkin. Tapi karena nasi sudah menjadi bubur, maka kau pun Adindaku, raihlah massa sebanyak-banyaknya, agar engkau bisa menang di kemudian hari," tambah Raidin.

Cabup nomor urut tiga Pandi Sikeli pun mengakui bahwa dirinya itu masih dalam satu keluarga yang juga sama-sama saling mendukung.

"Baiklah ini merupakan salah satu hal yang baik dari kita semua, di mana bahwasanya memang kita ini jujurnya masih berkeluarga, dan mudah-mudahan dalam hal politik dan hal apapun, keluarga tetap yang paling utama," kata Cabup Pandi Sikeli.

"Jadi karena tadi paslon nomor urut dua bilang hidup nomor tiga, kita pun hidup nomor dua," sambung Pandi Sikeli diiringi sorak dari penonton.

Banyak pihak yang menilai, debat tersebut gagal memenuhi tujuan utama debat publik dan tidak memberikan manfaat bagi pemilih, menjadikan debat tersebut lebih sebagai formalitas daripada sarana informasi.

"Komitmen kok ke keluarga. Aneh-aneh aja nih b*dut," tulis komentar dari salah netizen.

"Ini baru dinasti sesungguhnya," tambah komentar dari netizen lainnya.

"Sebagai calon kepala daerah tidak mencerminkan pengamalan pancasila, yaitu mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, debat gak berbobot," tambah salah satu komentar lainnya.