Reaksi Lucky Hakim usai Namanya Disebut Nina Agustina saat Marahi Warga Indramayu
- Istimewa
Indramayu, VIVA – Calon Bupati Indramayu, Nina Agustina ngamuk kepada warganya sendiri saat melintas di wilayah Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Dilihat melalui unggahan video akun X @dhemit_is_back, calon bupati nomor urut 3 itu marah lantaran sejumlah warga mengacungkan 2 jari saat iring-iringannya melintas.
Ketika marah, Nina menyebut dirinya merupakan anak mantan Kapolri, Jenderal Pol (Purn) Da’i Bachtiar. Dengan nada tinggi Nina menancam mempolisikan warga lantaran dianggap mencegat atau mengadang iring-iringan.
Selain itu, Nina juga terdengar beberapa kali menyebut nama pesaingnya di Pemilihan Bupati (Pilbup) Indramayu 2024, Lucky Hakim. Dia menuding warga yang mengacungkan dua jari merupakan orang suruhan Lucky.
Lantaran namanya disebut, Lucky Hakim akhirnya angkat bicara. Calon bupati Indramayu nomor urut 2 itu mengatakan tidak mungkin ada warga yang berani mengadang iring-iringan bupati.
“Katanya ada orang saya yang mencegat rombongan bupati. Menurut saya itu tidak mungkin, karena rombongan bupati dikawal polisi,” ujar Lucky Hakim melalui Instagram pribadinya, dilihat Senin, 4 November 2024.
Menurut Lucky Hakim, insiden itu terjadi akibat warga tidak tahu siapa sosok yang berada di dalam mobil SUV hitam. Warga mengira yang melintas saat itu merupakan rombongan Lucky, sehingga mengacungkan 2 jari. Ternyata yang melintas rombongan Nina.
Lucky menilai, hal tersebut dapat terjadi lantaran mobil yang digunakan dia dan Nina memiliki penampilan serupa, yakni SUV hitam. Saat berkampanye Lucky menggunakan Toyota Fortuner, sedangkan Nina Mitsubishi Pajero.
“Masyarakat Indramayu itu mungkin lugu tak bisa bedakan mobil Fortuner dan Pajero hitam. Apalagi di depan kita sama-sama mobil polisi,” imbuhnya.
“Rombongan saya juga dikawal oleh polisi keliling Indramayu, mobil polisinya sama tuh. Jadi (posisinya) mobil polisi (belakangnya) mobil hitam. Nah karena kita keliling (di waktu) bersamaan, jadi banyak masyarakat yang berpikir itu rombongan saya, jadi acungkan 2 jari,” sambunnya.
Lucky berpesan, sebagai pejabat tidak seharusnya Nina marah hingga mengintimidasi warga. Sebab, kata dia, warga atau rakyat merupakan orang yang menggaji pejabat publik.
“Ingat Bupati itu digaji rakyat, jadi orang yang sedang dimarah-marahi itu adalah yang menggaji bupati,” pungkas Lucky.