Fakta di Balik Menjadi Pendonor Ginjal, Terbaru Dilakukan Nam Yoon Su
- Soompi
VIVA – Media sosial dihebohkan oleh aksi luar biasa yang dilakukan oleh Nam Yoon Su terhadap ayahnya tercinta. Bagaimana tidak, aktor tampan Korea Selatan ini telah menunjukkan bakti serta ketulusan cintanya terhadap sang ayah dengan mendonorkan ginjalnya.
Keputusan ini tentunya diambil dengan secara matang, setelah sang ayah ternyata benar-benar membutuhkan transplantasi ginjal. Beredarnya kabar tersebut, awalnya dibagikan oleh Agensi Nam Yoon Su, Agency Garten yang mengkonfirmasi tindakan sang aktor dan menjelaskan bahwa Nam Yoon Su melakukannya secara sukarela dan mengambil jeda dari kariernya untuk fokus pada operasi dan pemulihan ayahnya.
"Nam Yoon Su mendonorkan ginjalnya kepada ayahnya pada 19 Juni. Baik Nam Yoon Su dan ayahnya kini telah pulih dan keluar dari rumah sakit," keterangan pihak agensi dikutip VIVA.co.id dari Soompi.
Bicara soal pendonor ginjal, berikut ini terdapat sederet fakta menarik yang perlu Anda ketahui tentang mereka, baik secara risiko maupun efeknya dalam jangka panjang. Apa saja? Scroll untuk baca artikel selengkapnya berikut ini.
Pendonor Ginjal
Menjadi pendonor ginjal adalah tindakan mulia yang dapat menyelamatkan nyawa seseorang. Dan untuk menjadi seorang pendonor ginjal, tentu diambil dengan pertimbangan dan keputusan yang matang.
Hal tersebut karena ini melibatkan banyak pertimbangan medis, etis, dan emosional. Berikut adalah beberapa fakta penting tentang menjadi pendonor ginjal dilansir dari berbagai sumber;
Persyaratan Pendonor Ginjal
- Usia: Biasanya antara 18-60 tahun.
- Kesehatan: Pendonor harus sehat secara umum tanpa penyakit kronis serius seperti diabetes atau hipertensi yang tidak terkontrol.
- Kesehatan Ginjal: Pendonor harus memiliki fungsi ginjal yang normal dan hanya memiliki satu ginjal yang akan berfungsi setelah donasi.
- Stabilitas Emosional: Pendonor harus stabil secara emosional dan memahami sepenuhnya implikasi dari donasi.
Fakta Penting tentang Donor Ginjal
Kelayakan Medis:
- Pendonor ginjal harus dalam keadaan sehat secara umum.
- Evaluasi medis meliputi tes darah, urine, dan pemeriksaan kesehatan menyeluruh untuk memastikan bahwa pendonor dapat hidup sehat dengan satu ginjal.
- Penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi yang tidak terkontrol, atau penyakit ginjal tertentu dapat mendiskualifikasi seseorang sebagai pendonor.
Proses Donasi:
- Donor ginjal dapat dilakukan secara hidup (live donor) atau melalui donasi organ dari orang yang telah meninggal (deceased donor).
- Proses evaluasi meliputi konsultasi dengan ahli nefrologi, urologi, dan psikologi untuk memastikan kesiapan fisik dan mental pendonor.
- Operasi pengangkatan ginjal biasanya dilakukan melalui laparoskopi, yang merupakan prosedur minimal invasif dengan masa pemulihan lebih cepat.
Risiko dan Komplikasi:
- Seperti semua operasi, ada risiko infeksi, pendarahan, dan reaksi terhadap anestesi.
- Komplikasi jangka panjang jarang terjadi tetapi bisa termasuk hipertensi, proteinuria (protein dalam urine), dan penurunan fungsi ginjal.
- Studi menunjukkan bahwa pendonor ginjal hidup memiliki harapan hidup yang hampir sama dengan populasi umum.
Pemulihan:
- Pendonor biasanya menghabiskan beberapa hari di rumah sakit pascaoperasi.
- Masa pemulihan penuh bisa memakan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan.
- Pendonor dianjurkan untuk menghindari aktivitas fisik yang berat selama beberapa minggu pertama setelah operasi.
Manfaat Donasi:
- Mendonorkan ginjal dapat menyelamatkan nyawa dan meningkatkan kualitas hidup penerima.
- Banyak pendonor melaporkan rasa kepuasan dan kebahagiaan karena dapat membantu orang lain.
Proses Donasi Ginjal
Pendataan dan Evaluasi Awal:
- Pendonor potensial menghubungi pusat transplantasi dan memberikan informasi kesehatan dasar.
- Pemeriksaan awal meliputi tes darah dan urine untuk mengevaluasi fungsi ginjal dan kesehatan umum.
Evaluasi Medis dan Psikologis:
- Evaluasi mendalam termasuk pemeriksaan fisik, tes pencitraan ginjal, dan konsultasi dengan spesialis.
- Konseling psikologis untuk memastikan kesiapan mental dan memahami risiko serta manfaat.
Operasi:
- Prosedur dilakukan di rumah sakit dengan anestesi umum.
- Ginjal diangkat melalui laparoskopi atau metode bedah konvensional.
Pemulihan:
- Pendonor menghabiskan beberapa hari di rumah sakit dan menjalani pemeriksaan lanjutan untuk memantau kesehatan.
- Pemulihan penuh di rumah, dengan pantauan kesehatan jangka panjang.
Baca artikel VIVA Trending menarik lainnya di tautan ini.