Video WNA Meksiko Tembak Polisi di Bali Karena Kesal Ditilang, Polisi Angkat Bicara

Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Maha Liarosh (Bali)

Bali –  Sebuah unggahan video di TikTok menarasikan Warga Negara Asing (WNA) asal Meksiko menembak polisi di Bali karena kesal ditilang, benarkah informasi tersebut? Polisi dari Polda Bali angkat bicara.

Video itu diunggah melalui akun TikTok @93malikm, dalam video itu menarasikan "Diduga Kesal Dimintai Uang Tambahan Saat Ditilang Turis Asal Mexico Menembak Anggota Polisi Hingga Tewas Ditempat Menurut Saksi Ditkp Pelaku Menggunakan Senjata ‘Desert Eagle’,

Hoaks Video WNA Meksiko Tembak Polisi di Bali Karena Kesal Ditilang

Photo :
  • TikTok @93malikm

Video itu pun membuat resah hingga akhirnya pihak kepolisian dari Polda Bali angkat bicara.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali, Kombes Pol. Jansen Avitus Panjaitan menegaskan kalau informasi seorang warga negara asing (WNA) Meksiko menembak seorang polisi merupakan informasi hoaks.

Menurut keterangan Jansen, seorang yang belum diketahui identitasnya menggunakan logo salah satu stasiun televisi swasta Indonesia dan menuliskan narasi seorang polisi yang ditembak oleh WNA Meksiko di Bali karena kesal diminta uang saat menilang bule tersebut.

Setelah berkoordinasi dengan pemilik media tersebut di Bali, Polda Bali mendapatkan informasi bahwa portal informasi yang dimaksud bukan milik stasiun televisi yang ada di Indonesia.

Adapun pemilik portal palsu tersebut hanya menggunakan logo televisi swasta Tanah Air agar mendapatkan perhatian dari publik.

"Kami sangat menyesal adanya oknum yang tidak bertanggung jawab membuat berita itu dan meresahkan masyarakat dan menyudutkan Polri dalam pemberitaan tersebut," kata Jansen dikutip ANTARA.

Tim Siber Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimusus) Polda Bali masih melacak pemilik akun berita tersebut.

Pihaknya mengimbau agar masyarakat tidak mudah percaya atau terprovokasi dengan berita-berita hoaks atau bohong yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

"Mari kita bijak dalam bermedia sosial," tutup Jansen.