Mahasiswa Medan Minta Maaf Usai Sebut Rasa Kopi Starbucks Mirip Darah Anak Palestina

Mahasiswa Medan Minta Maaf Usai Sebut Kopi Starbucks Mirip Darah Anak Palestina
Sumber :
  • Tangkapan Layar Instagram

VIVA – Seorang mahasiswa Medan bernama Rafil Karenanda telah menyampaikan permintaan maafnya secara terbuka atas unggahannya di akun X @jagoanbukdel yang menyamakan rasa kopi Starbucks dengan darah anak-anak Palestina. 

Dalam pernyataan maafnya, Rafil Karenanda ini merasa menyesal karena perbuatan tak terpujinya ini mengakibatkan kericuhan yang terjadi di media sosial

Mahasiswa Medan Minta Maaf Usai Sebut Kopi Starbucks Mirip Darah Anak Palestina

Photo :
  • Instagram Hushwatch.id

“Saya Rafil Karinanda dengan akun X @jagoanbukdel ingin memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Indonesia atas kericuhan yang telah saya buat di jagat maya,” ujar Rafil dalam pernyataannya yang dikutip dari unggahan Instagram @hushwatch.id pada Jumat, 14 Juni 2024.

Rafil Karenanda mengaku khilaf dan tidak menyadari dampak negatif dari unggahannya. Ia menyadari bahwa tindakan yang ia lakukan adalah hal yang tidak termaafkan. Namun, ia menegaskan bahwa dirinya tidak akan mengulangi kesalahan yang sama dan akan lebih bijak dalam menggunakan media sosial untuk ke depannya.

“Saya mengakui perbuatan saya di X sangat tidak mempunyai empati dan saya tidak membenarkan kelakukan saya yanga ada di X. Saya sangat menyesal dengan tindakan bodoh saya di X dan saya berjanji demi Allah ke depannya untuk tidak akan mengulangi kesalahan yang seperti ini lagi dan saya akn lebih bijak dalam bermain sosial media,” ujarnya.

“Sekali lagi kepada seluruh masyarakat dunia maya atas perbuatan yang saya lakukan. Saya Rafil Karenanda, memohon maaf sebesar-besarnya,” lanjutnya.

Sebelumnya, diketahui Rafil Karenanda mengunggah postingan yang menyamakan rasa kopi dengan darah anak-anak di Palestina.

“Se seger itu memang darah anak Palestine,” tulisnya.

Tentu saja, unggahan tersebut menuai kecaman dari berbagai pihak karena dianggap tindakan yang sensitif dan melecehkan tragedi kemanusiaan.