Miris! Tak Ada Susu, Bayi di Gaza Terpaksa Minum dari Seduhan Tepung

Ilustrasi bayi di Gaza dalam perawatan.
Sumber :
  • AP

VIVA – Kabar memprihatinkan kembali datang dari anak-anak di Gaza. Bagaimana tidak, seorang balita harus menahan lapar di tengah kondisinya yang buruk setelah mendapati serangan bombardir dari Israel.

Diketahui dari unggahan akun X alias Twitter @asumsico, terdapat kisah seorang ibu di Gaza bernama Amira Al-Taweel yang secara terpaksa memberikan minuman tak layak kepada buah hatinya.

Alih-alih diberikan air minum bersih atau susu murni maupun sejenisnya, ibu berusia 33 tahun di Gaza ini justru memberikan air seduhan yang terbuat dari tepung gandum kepada anaknya akibat kekosongan pasokan susu buntut agresi dan blokade Israel terhadap wilayah tersebut.

Berawal dari cerita Amira al-Taweel yang kesulitan mencari susu bagi anaknya, Youssef di berbagai macam apotek yang ada di Gaza. Ibu berusia 33 tahun itu telah melakukan perjalanan panjang dan berkeliling ke sejumlah apotek yang ada di Gaza utara untuk mencari susu guna untuk memberikan asupan makanan atau minuman kepada buah hatinya. 

Namun sayang hasilnya nihil, lantaran tidak ada stok susu yang bisa ia berikan untuk buah hatinya tersebut.

“Saya memberinya makan, tapi tidak ada susu karena tidak tersedia. Saya memberinya makan gandum (tepung) yang membuatnya kembung,” kata Al-Taweel baru-baru ini, seperti dikutip dari laman Arab News dikutip VIVA.co.id pada Rabu, 5 Juni 2024.

Putra Al-Taweel yang bernama Youssef itu kini tengah terbaring di ranjang Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Gaza tengah. Hal tersebut tak lepas dari imbas kekurangan gizi sejak adanya agresi Israel.  Youssef terbaring di tempat tidur sempit, tubuhnya yang lemah menerima obat yang sangat dibutuhkan melalui selang infus di kakinya.

“Youssef membutuhkan pengobatan dan susu, tapi tidak tersedia di Gaza,” katanya.

Saat ini kondisi buah hatinya ini cukup memprihatinkan, karena tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman yang baik dan layak dikonsumsi. Kantor media Pemerintah Hamas mengatakan setidaknya 32 orang, banyak di antaranya anak-anak, tewas karena kekurangan gizi di Gaza sejak perang pecah pada 7 Oktober 2023.

Kementerian Kesehatan wilayah tersebut mengatakan, kampanye militer Israel telah menewaskan 36.439 orang di Gaza, sebagian besar juga warga sipil. Namun lembaga-lembaga bantuan memperingatkan bahwa situasi yang lebih buruk akan terjadi jika menyangkut anak-anak.

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa lebih dari empat dari lima anak tidak makan sepanjang hari setidaknya sekali dalam 72 jam.

“Anak-anak kelaparan,” kata Juru Bicara WHO Margaret Harris dalam sebuah pernyataan pada Sabtu pekan lalu.

Meningkatnya angka kekurangan gizi di kalangan anak-anak Gaza sebagian besar disebabkan akibat blokade Israel sehingga membuat bantuan kemanusiaan yang masuk ke wilayah Palestina tidak mencapai tujuan yang diharapkan.

Sejak pertengahan Januari, badan kemanusiaan PBB OCHA telah melakukan skrining terhadap lebih dari 93.400 anak balita di Gaza untuk mengetahui adanya kekurangan gizi, termasuk 7.280 anak yang ditemukan mengalami kekurangan gizi akut.

Malnutrisi sangat umum terjadi di Gaza utara, yang hanya menerima sedikit bantuan pada bulan-bulan awal perang. Hanya dalam beberapa minggu terakhir sebagian besar bantuan pangan dialihkan melalui penyeberangan baru setelah lembaga bantuan memperingatkan akan terjadinya kelaparan.

Militer Israel mengatakan bahwa total 1.858 truk bantuan diperiksa dan dikirim ke Gaza minggu ini melalui penyeberangan Kerem Shalom dan Erez West, termasuk 764 dari Mesir.