Mengenal Sosok Jenderal Bintang 5 yang Hanya Ada Tiga di Indonesia

Jakarta – Di Indonesia, pangkat tertinggi dalam angkatan bersenjata adalah Jenderal Bintang 5 atau Jenderal Besar. Pangkat ini merupakan anugerah istimewa yang hanya diberikan kepada individu-individu yang memiliki jasa luar biasa bagi bangsa dan negara.

Sejak diresmikan pada tahun 1997, hanya ada tiga orang yang pernah dianugerahi pangkat Jenderal Besar. Lantas siapa saja sosok orang-orang tersebut?

Dalam artikel ini, VIVA akan menguraikan sosok dan profil dari ketiga jenderal bintang lima yang ada di Indonesia.

1. Jenderal Besar Soedirman

Jenderal Soedirman, pahlawan kemerdekaan Indonesia, merupakan panglima besar pertama Tentara Nasional Indonesia (TNI). Lahir di Purbalingga pada tahun 1916, Soedirman memimpin perjuangan kemerdekaan di masa-masa genting, saat Belanda melancarkan Agresi Militer I dan II.

Keteguhan, strategi gerilya yang brilian, dan semangat pantang menyerahnya mengantarkan Indonesia pada kemenangan.

Meskipun wafat di usia muda pada tahun 1950, Soedirman dikenang sebagai pemimpin yang visioner, berani, dan berintegritas tinggi. Atas jasanya yang luar biasa, Soedirman dianugerahi pangkat Jenderal Besar Bintang Lima secara anumerta pada tahun 1997.

Jenderal Nasution, lahir di Kotanopan pada tahun 1918, merupakan salah satu pendiri TNI dan ahli strategi militer terkemuka. Beliau memainkan peran penting dalam berbagai operasi militer, termasuk Agresi Militer Belanda dan pembebasan Irian Barat.

Nasution juga dikenal sebagai akademisi dan diplomat ulung, berkontribusi dalam memajukan hubungan internasional Indonesia.

Pada tahun 1997, Nasution dianugerahi pangkat Jenderal Besar Bintang Lima dan tertuang dalam Keppres No.46/ABRI/1997. Beliau wafat pada tahun 2000 dan meninggalkan warisan besar dalam bidang militer dan politik Indonesia.

Jenderal Soeharto, lahir di Bantul pada tahun 1921, merupakan presiden kedua Republik Indonesia. Beliau memimpin negara selama 32 tahun, dari tahun 1968 hingga 1998. Masa pemerintahan Soeharto ditandai dengan stabilitas politik dan ekonomi, meskipun diwarnai dengan kritik terkait hak asasi manusia.

Soeharto dianugerahi pangkat Jenderal Besar Bintang Lima pada tahun 1997. Beliau wafat pada tahun 2008 dan menjadi salah satu tokoh paling bersejarah di Indonesia.