Cerita Pengalaman Dokter Djaja Surya Atmadja Tangani Pasien Kebal Senjata
- Catatan Demokrasi
VIVA – Nama dr. Djaja Surya Atmadja mulai mencuat ke publik seiring dirilisnya film dokumenter Netflix berjudul Ice Cold: Murder, Coffe, and Jesscia Wongso pada medio 2023 silam.
Pasalnya, dr. Djaja menjadi sosok yang menangani jenazah Mirna Salihin dalam kasus kopi sianida yang menyita perhatian publik pada 2016 lalu. Karena dia merupakan dokter ahli forensik yang bekerja di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan biasa menangani berbagai kasus kriminal.
dr. Djaja diketahui merupakan lulusan fakultas kedokteran Universitas Indonesia pada 1986. Dia kemudian melanjutkan pendidikannya sebagai dokter spesialis kedokteran forensik dan studi medikolegal di kampus yang sama pada 1990.
Menangani Pasien Kebal Senjata
Sepanjang kariernya sebagai dokter, dr Djaja mengaku kerap mengalami sejumlah hal yang terbilang di luar nalar. Dia pernah menangani pasien yang kebal peluru dan senjata tajam.
Hal itu dia ungkapkan dalam salah satu podcast, @FeniRoseOfficial. Bermula saat dia ditanyakan pengalaman mistis selama menjadi dokter. Dia pun mengaku pernah menangani pasien kebal peluru.
"Saya pernah dapat satu pengalaman. Kalau orang ditembak, lobangnya kan bulat tuh kalau posisi tegak lurus. Kalau miring kan, lobangnya agak lonjong," kata dr. Djaja.
"Dia (lobangnya) bulat. Tapi begitu waktu diotopsi, anak peluru itu gak masuk ke dalam (tubuh), Dia (pelurunya) turun, dia jadi cuma lewatin kulit. Padahal masuknya tegak lurus," lanjutnya.
Namun, pasien tersebut dalam keadaan meninggal. "Saya juga bingung kenapa bisa meninggal," kata dr. Djaja bertanya-tanya.
"Katanya sih kalau anak peluru tuh ada penangkalnya. Anak peluru dikasih bahan apa yang bisa kemudian menembus orang yang kebal itu," kata dr. Djaja berasumsi.
Tangani Pasien Korban Pembacokan
Pengalaman menangani pasien kebal lainnya juga dialami dr. Djaja saat bertugas di UGD (Unit Gawat Darurat). Yaitu ketika dia sedang menangani pasien korban pembacokan.
"Ada orang dibacok, terus mau dijahit. Jarumnya patah. Saya ngomong sama dokter lain, ini jarumnya patah lagi, patah lagi ini padahal jarum baru," cerita dr. Djaja.
Baca: Viral, Masjid di Sumbar Tetap Kokoh Berdiri Walau Dihantam Banjir Bandang Lahar Dingin
Kemudian sang pasien meminta maaf kepada dr. Djaja yang tengah kebingungan, sambil mengeluarkan sesuatu dari kanton. "Ini saya mesti taruh ini," kata dr. Djaja menirukan perkataan sang pasien saat itu.
Benda tersebut berupa kain merah yang diikat dan berisi tulisan-tulisan. Setelah benda yang diduga jimat itu diletakkan, pasien itu akhirnya bisa dijahit oleh tim dokter.
"Setelah ditaruh gitu (jimatnya), lalu bisa dijahit (pasiennya)," papar dr. Djaja.