Viral Kisah Pengantin Perempuan di Purwakarta Diberi Mahar Emas Palsu oleh Oknum Polisi

Kang Dedi Mulyadi dan Syifa
Sumber :
  • Tangkapan Layar: YouTube

Jakarta – Baru-baru ini viral kisah pengantin perempuan yang diberi mahar emas palsu oleh sang suami. Video tersebut pertama kali diunggah oleh pemilik akun TikTok @syfdwf dan sudah ditonton lebih dari 6 juta kali. Publik pun penasaran dengan kejelasan dari viralnya video tersebut. 

Apalagi muncul wajah Kang Dedi Mulyadi yang terpampang jelas dalam video tersebut. Sedangkan wajah asli sang mempelai pria disensor dengan menggunakan stiker emoticon. Dedi Mulyadi kemudian mendatangi mempelai perempuan yang bernama Syifa (26) tersebut. 

Ia lalu menceritakan bahwa dirinya telah melangsungkan pernikahan dengan pria berinisial MADP pada 20 Mei 2021. Ketika itu, mantan bupati Purwakarta itu menjadi saksi pernikahan mereka atas permintaan dari ayah Syifa yang merupakan Camat Wanayasa Purwakarta. 

Kang Dedi Mulyadi dan Syifa

Photo :
  • Tangkapan Layar: YouTube

“Kita itu tunangan tiga bulan setelah pacaran. Kemudian menikah empat tahun setelah pacaran. Dia (MADP) anggota polisi,” ujar Syifa Dwi Fatmawati kepada Kang Dedi Mulyadi seperti dilansir dari kanal YouTube pribadinya pada Rabu, 17 April 2024. 

Syifa mengatakan bahwa saat itu MADP memberikan mas kawin berupa emas seberat 10 gram. Emas itu baru dia lihat secara fisik saat proses ijab kabul. Tapi, usai menikah ia tidak mendapatkan surat resmi dan seiring berjalannya waktu emas itu menghitam. 

Syifa pun penasaran sampai mengecek ke toko emas. Setelah dicek, ternyata perhiasan itu sama sekali tidak memiliki kandungan emas sama sekali dan masuk ke dalam kategori aksesoris. Sampai saat ini, emas tersebut masih disimpan Syifa sebagai bukti. 

“Mau cerita ke orang tua berat juga dan malu. Akhirnya cerita konsultasi ke psikolog karena tidak ada teman untuk cerita, berasa hidup ini gak ada harga dirinya sama sekali kok sampai diberi mahar emas palsu,” ujar Syifa. 

Syifa akhirnya mengajukan gugatan cerai. Bukan hanya soal emas palsu yang diberikan oleh anggota polisi tersebut, tapi ia ingin berpisah karena hubungan dengan keluarga sang suami tidak baik dan adanya dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). 

Ilustrasi investasi tabungan emas

Photo :
  • ANTARA/Shutterstock/aa

“KDRT melempar vape ke badan sampai biru. Sampai sekarang saya harus ke psikiater diberi obat-obatan karena dia sering mengancam sampai ke tempat kerja saya minta untuk saya dipecat. Dia itu gak suka dikritik, gak suka dengar omongan, sampai ada itu (KDRT),” katanya.

“Selama ini suami terus menghambat dan mempersulit proses perceraian. Saya dan keluarga sudah tidak mau meneruskan pernikahan. Makanya saya ingin mempercepat proses perceraian supaya hak asuh anak ke saya,” ucap SDF.

Kang Dedi Mulyadi berharap bahwa kasus tersebut akan segera berakhir dan ia sangat mengapresiasi karena Syifa tidak mau menjelekkan atau mengumbar aib sang suami di depan umum. Syifa baru muncul setelah diminta oleh Kang Dedi memberikan penjelasan. 

“Mudah-mudahan segera berakhir, saya berharap bisa berkumpul kembali, kalaupun tidak ya berpisah dengan baik-baik,” ujar Kang Dedi Mulyadi.