Ogah Kalah dari Singapura, Luhut Pandjaitan Ingin Gelar Konser Tandingan Taylor Swift
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA Trending – Fenomena konser The Eras Tour Taylor Swift beberapa hari ini rupanya turut menyita perhatian Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan. Setelah sebelumnya membuat Sandiaga Uno menyesal dan menganggap hal tersebut sebagai bahan pembelajaran bagi banyak pihak.
"Saya melihat apa yang dilakukan oleh pemerintah Singapura untuk konser Taylor Swift ini harus menjadi inspirasi dan pelajaran bagi kita bersama," kata Sandiaga dalam unggahan di media sosial, dikutip VIVA.co.id pada Jumat 8 Maret 2024.
Kini giliran Luhut Binsar Pandjaitan yang turut buka suara terkait konser Taylor Swift yang sedang berlangsung di Singapura dalam beberapa hari ini.
Diketahui dari video yang dibagikan kanal YouTube Kementerian Perindustrian pada saat acara "Business Matching 2024" Kamis 7 Maret 2024 tersebut, ia mengungkapkan soal keinginannya membuat sebuah konser eksekutif tandingan Taylor Swift seperti yang dilakukan di Singapura.
Menteri berusia 76 ini merasa dibuat kesal, lantaran banyak orang Indonesia yang sempat tidak bisa berkunjung ke Singapura. Hal tersebut dikarenakan, semua hotel di sana sudah penuh atas pesanan orang-orang yang hendak menonton konser Taylor Swift.
Mengingat, konser musisi berusia 34 tahun tersebut digelar selama berhari-hari di Singapura. Taylor Swift telah dikontrak oleh Singapura, agar menjadikan negara Asia Tenggara satu-satunya yang disinggahi oleh penyanyi asal Amerika Serikat itu.
Dan benar saja, konser yang digelar oleh Taylor Swift di Singapura ini berhasil mendatangkan berbagai wisatawan dari mancanegara untuk sekadar menyaksikan pemilik lagu dari Blank Space tersebut.
Bicara soal buntut dari Taylor Swift ke negara tersebut, Luhut pun mengungkapkan bahwa Indonesia juga bisa melakukan hal sama seperti yang dilakukan oleh Singapura. Lebih lanjut, ia juga memerintahkan agar bisa menggelar konser tandingan yang serupa serupa dalam enam bulan mendatang di Indonesia.
"Bayangkan kita kemarin minggu lalu selama dua minggu enggak bisa ke Singapura, karena ada Taylor (Swift) ada show di sana, sembilan hari hotel itu penuh, kenapa? Karena di Indonesia enggak bisa pertunjukan dia," kata Luhut dalam cuplikan video yang diunggah di kanal YouTube Kementrian Perindustrian pada Jumat 8 Maret 2024.
"Saya bilang, 'Kamu cari yang lain (artis lain)' itu kontrak aja, berapa lama, apa yang diberikan Singapura, kita biarkan ke dia. Kita harus berani bersainglah, kalau Singapura bisa untung, masa kita enggak," tandasnya.
Reaksi Warganet
Sontak saja unggahan video yang menampilkan Luhut memerintahkan membuat konser serupa pun menuai beragam reaksi warganet di media sosial.
"Ini namanya emotion-based policy: bikin kebijakan karena emosian gak mau kalah sama negara lain. sangat naif dan gak ngerti knp Singapura melakukan itu, bagaimana caranya, dan kenapa bisa sukses. pokoknya NKRI juga harus bisa! abisin duit tanpa manfaat signifikan," komentar warganet.
"Ini namanya emotion-based policy: bikin kebijakan karena emosian gak mau kalah sama negara lain. sangat naif dan gak ngerti knp Singapura melakukan itu, bagaimana caranya, dan kenapa bisa sukses. pokoknya NKRI juga harus bisa! abisin duit tanpa manfaat signifikan," komentar warganet.
"Samalah kaya kereta cepat, pokoknya Indonesia harus punya walauppun cost benefit anaksis nya ga masuk akan," tulis warganet.
"mirip dengan Motogp Mandalika? Akhirnya meninggalkan hutan," seru lainnya.
"Coldplay konser cuma sehari di GBK kroditnya ampun2an. Calo/mafia tiket gila2an pasang harga.
Mobil pejabat dikawal masuk keluar venue bikin macet panjang. EO gak siap, aparat gak sigap. Lengkap!! gitu kok mau menandingi konser di SG," seru lainnya.
"Maaf Pak Luhut, Singapore bisa dengan mudah mendatangkan Taylor dan musisi lain karena policy mereka yang bertahun2 dibangun… dan saat ada opportunityvlebih mereka bikin kontrak eksklusif… lah kita policynya aja belum clear kok mau bikin kontrak eksklusif? Yang ada cost akan," kata lainnya.