Kisah Mualaf Pria Asal Korea Selatan, Tobat Usai Jebak 80 Muslim dari Indonesia

Ilustrasi berdoa.
Sumber :
  • Freepik

Jakarta – Kisah mualaf kali ini berasal dari seorang pria berkewarganegaraan Korea Selatan. Orang yang dimaksud tersebut bernama Son Ju Young yang kini memilih untuk taubat dan mendapatkan hidayah Islam setelah berhasil menjebak 80 umat Islam. 

Pada awalnya, Son mengaku membenci Islam karena terpengaruh dengan pemberitaan di media Korea Selatan. Memang pemberitaan di media tentang Islam tersebut selalu identik dengan kekerasan, teroris, dan hal-hal buruk lainnya. 

Selain itu, Son juga merasa bahwa ajaran agama Islam sangat berlebihan, misalnya harus melaksanakan sholat, makan dengan tangan kanan, dan wajib menutup aurat. Sehingga banyak warga Korea yang malah membenci agama Islam,  bukan menyukainya. 

Ilustrasi berdoa.

Photo :
  • Freepik

Son menceritakan bahwa dirinya sempat menjebak sekitar 80 pekerja dari Indonesia melalui makanan dan minuman haram. Sebagai seorang mandor, dia pernah memasukkan makanan mengandung babi dan minuman beralkohol kepada mereka. 

Banyak dari pekerja tersebut yang menolak dan melawan dirinya. Sampai suatu saat ada seorang umat Islam yang justru melawan dengan dakwah. Kemudian, pada 30 Juni 2018, dia resmi beragama Islam dengan mengucapkan kalimat syahadat di Masjid Ansan, Korea Selatan.

Setelah menjadi seorang umat Islam, dia pun segera mengganti namanya menjadi Muhammad Son dengan menghapus Ju Young. Saat menjadi umat Islam sepenuhnya, dia mengaku lebih tenang dan lebih damai sebagai umat Islam. 

Ilustrasi salat/mengajarkan anak salat.

Photo :
  • Freepik/rawpixel.com

"Nah, dari situlah saya mulai mencari tahu tentang Islam. Saya merasa lebih tenang meski sering diuji. Saya percaya akan bahagia dalam agama Islam," ungkap Son seperti dikutip dari kanal YouTube Hidayatullah TV pada Kamis, 7 Maret 2024. 

Setelah resmi mualaf, Son pun langsung taat menjalankan berbagai ibadah dan mengikuti ajaran umat Islam. Namun sayang, perusahaan Korea Selatan sering kali tidak memberikan keleluasaan para pegawainya untuk melaksanakan ibadah. 

Son bahkan sempat dipecat dari kantor karena meminta izin untuk sholat. Meski begitu, ia tetap yakin dengan rencana Allah SWT pasti lebih indah. Ia kemudian menjadi pengurus masjid dan sering berdakwah ke mana-mana dan bahkan keluarganya juga telah mualaf.