Kontroversial, Pembangunan PLTA Terbesar di China Jadi Sorotan
- wikipedia.org/Yangtze River
China – China saat ini sedang membangun sistem pembangkit listrik tenaga air terbesar di Republik Rakyat Tiongkok dan salah satu yang terbesar di dunia antara Sichuan dan Tibet.
Bagian penting dari proyek ini adalah Pembangkit Listrik Gangtuo, satu dari sistem 25 bendungan di Sungai Drichu, yaitu bagian hulu Sungai Yangtze.
Terlepas dari dampak ekologisnya yang kontroversial, bendungan ini juga menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat setempat, di mana desa-desa terkena banjir sehingga penduduknya harus direlokasi.
Dilansir Bitterwinter, Kamis 22 Februari 2024, pembangunan Pembangkit Listrik Gangtuo, disinyalir telah memaksa ribuan warga Tibet untuk pindah. Banyak pihak yang menilai proyek China ini berkontribusi terhadap penghancuran budaya dan agama Tibet.
Bangunan-bangunan tua, termasuk biara dan kuil, terendam dan hancur. Mereka yang tidak ingin direlokasi ke tempat lain mengorganisir protes di Derge.
Derge adalah kota Tibet dan pusat agama dan budaya Tibet yang terkenal. Ini adalah bagian dari Kham, salah satu wilayah bersejarah Tibet yang tidak dimasukkan oleh Tiongkok ke dalam apa yang disebut Daerah Otonomi Tibet (TAR) tetapi ditambahkan ke provinsi lain, dalam hal ini Sichuan.
Meskipun masyarakat Tibet di Kham mempunyai banyak alasan untuk memprotes penghancuran bahasa, budaya, dan agama mereka, hal yang menggerakkan mereka untuk mempertaruhkan kebebasan mereka dengan demonstrasi yang tidak sah adalah penolakan pemerintah Tiongkok untuk membuka dialog dengan penduduk setempat tentang hal ini.
Beberapa penduduk desa tidak percaya bahwa tujuan proyek bendungan hanyalah untuk perekonomian, mengingat mereka melihat upaya terselubung China untuk mengamputasi budaya, agama dan sejarah Tibet.
Warga Tibet yang terpaksa pindah akan terpisah dari sejarah mereka, dari rumah di mana keluarga mereka mungkin telah tinggal selama beberapa dekade atau bahkan berabad-abad, dari semua acuan budaya dan agama yang terlihat.
Masyarakat menilai Ini adalah cara lain Beijing yang saat ini di bawah kendali Partai Komunis Tiongkok, menghancurkan identitas Tibet di Kham.
Berkat akun X milik Sakar Tashi Tibet yang diasingkan, video protes tersebut dirilis dan disebarkan secara internasional (walaupun dengan cepat dilarang dari Weibo di Tiongkok).
Saluran YouTube independen “Yesterday” yang dibuat oleh jurnalis warga Lu Yuyu, yang kini tinggal di pengasingan di Kanada setelah menjalani hukuman penjara di Tiongkok, juga menampilkan gambar-gambar protes tersebut.
Baca artikel Trending menarik lainnya di tautan ini.