Siswa di Payakumbuh Dihukum Cukur Botak Setengah Oleh Guru, Warganet: Itu Perundungan

Siswa di Payakumbuh Dihukum Cukur Botak Setengah Oleh Guru, Warganet: Ini Perund
Sumber :
  • Instagram: txt.viral

Payakumbuh – Cuplikan video yang memperlihatkan rambut sejumlah pelajar dicukur tak beraturan viral di media sosial Kamis, 18 Januari 2024.

Dikabarkan, sejumlah pelajar tersebut adalah murid SMKN 2 Payakumbuh, Sumatera Barat (Sumbar) yang dihukum lantaran panjang rambut telah melebihi batas maksimum.

Dilihat melalui unggahan akun Instagram @txt.viral Jumat, 19 Januari 2024, tampak 7 orang siswa mengenakan seragam berwarna biru sedang berbaris di lapangan pada siang hari.

Rambut ketujuh siswa tersebut terlihat grepes alias compang-camping setelah menerima hukuman dari gurunya. Ada yang dicukur hanya bagian tengahnya saja, ada juga yang hanya dicukur bagian samping kirinya.

“Mengaku salah kan? Bisuak ulang liak dih (besok ulang lagi ya),” terdengar suara perempuan diduga guru sekolah tersebut.

Ketujuhnya cuma bisa nyengir dan pasrah menerima hukuman tersebut dan berjanji tidak akan melanggar aturan lagi.

Sayangnya tak disebutkan kapan peristiwa itu direkam. Namun, hingga Jumat pagi, kolom komentar video tersebut sudah dipenuhi berbagai respons dari warganet. Tidak sedikit yang menyebut peraturan ini dibuat untuk melatih kedisiplinan siswa.

“Tujuan sekolah buat aturan gini gitu tujuannya cuma pengen disiplin.disiplin juga baik untuk masa depannya apabila sudah kerja,” ucap salah seorang warganet.

Siswa di Payakumbuh Dihukum Cukur Botak Setengah Oleh Guru, Warganet: Ini Perund

Photo :
  • Instagram: txt.viral

Namun, Ada juga warganet yang mengatakan bahwa peraturan tersebut sudah kuno. Hingga ada yang beranggapan, hukuman dari guru dengan cara tersebut termasuk perundungan.

“Tidak setuju guru yang seenaknya botakin anak 2 itu perbuatan perundungan harus di hapus kalau niat untuk mendidik potong belakang jgn bisa di potong lagi nanti dirumahnya itu tidak setuju gurunya harus di botakin juga,” komentar warganet.

“Aturan kuno yang masih diterapin di beberapa sekolah, miris,” timpal warganet.