Ni Luh Djelantik Sindir Arya Wedakarna: Martabat Guru Direndahkan
- Instagram @niluhdjelantik
Bali – Perancang sekaligus aktivis Bali, Ni Luh Djelantik baru-baru ini menanggapi soal sidak yang dilakukan senator atau anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Bali Arya Wedakarna di sebuah sekolah menengah di Denpasar.
Seperti diketahui, sang senator melakukan sidak ke SMKN 5 Denpasar dan menemukan bahwa siswa yang terlambat 3 menit diberikan hukuman menulis selama 1,5 jam hingga tertinggal 2 pelajaran.
Hal itu membuat Arya Wedakarna geram dan menyebut bahwa hukuman yang diberikan termasuk pembully-an terhadap siswa. Pasalnya mereka seharusnya bisa lebih cepat masuk ke kelas.
Menanggapi hal tersebut, Ni Luh Djelantik yang kini menjadi calon DPD RI Bali merasa bahwa martabat guru telah direndahkan oleh Arya. Melihat guru BK tersebut ditegur di hadapan siswa dan bahkan direkam hingga diviralkan.
Sehingga Ni Luh yang juga kerap disapa dengan sebutan Mbok tersebut merasa hatinya hancur melihat apa yang dilakukan oleh Arya Wedakarna. Ia mengingatkan bahwa sebelum ikut campur dalam urusan orang lain, ada baiknya mengurus masalahnya sendiri terlebih dahulu.
“Hancur hatiku menyaksikan martabat guru direndahkan sedemikian rupa. Sebelum ikut campur urusan rumah orang lain, sudahkah kamu mengecek rumahmu sendiri?” tulisnya dalam unggahan di Instagramnya @niluhdjelantik yang dikutip pada Jumat, 19 Januari 2024.
Lebih lanjut, Ni Luh Djelantik juga mengatakan bahwa seorang yang telah mempermalukan orang lain, maka suatu hari dirinya juga harus siap untuk dipermalukan.
“Jjika hari ini kita mempermalukan orang lain maka suatu saat kita harus siap dipermalukan,” ucap Ni Luh.
Menurutnya, Tuhan tidak tidur dengan segala apa pun yang manusia lakukan. Sehingga ia mengingatkan untuk selalu berhati-hati dengan doa orang yang direndahkan.
“Berhati-hatilah pada doa mereka yang kita rendahkan, karena Tuhan tidak tidur. Karma tak pernah kehilangan alamat,” tambahnya.
Komentar Netizen
Sontak saja, unggahan tersebut langsung menarik berbagai macam reaksi dari netizen. Ada yang pro dan kontra dengan tanggapan sang perancang sekaligus aktivis Bali tersebut.
“Kali ini saya sepakat dengan teguran dewan ke guru.”
“Kenapa harus diumbar di media sosial.. bukankah kita semua cerdas karena Guru? Apakah pantas Guru diperlakukan seperti itu? Dipermalukan di depan muridnya dan diumbar di media sosial? Miriiiis... demi prncitraan, moralpin diinjak2... otak, mana otak????”
“Terimakasih mbok????.....saya juga seorang guru sedih liatnya.”
“Setuju mbok. Boleh marah, boleh negur, tapi gak perlu di ekspos di medsos kayak gtu. Sedih sih sebagai anak seorg guru, ketika guru di gituin. Di tonton banyak org :(“
“Saya ga setuju sama tindakan gurunya, mirip pembullyan tp apa bedanya dgn yg dilakukan sama anggota dewan terhormat itu terhadap gurunya? Bukan cuma pembullyan tp lbh parah, mempermalukan. Guru jd kehilangan wibawa di mata murid tersebut.”