Riset: Siswa SMP-SMA Habiskan Uang hingga Rp200 ribu Perminggu untuk Jajan Rokok

Ilustrasi rokok.
Sumber :
  • Pixabay/Ralf Kunze

VIVA Trending – Merokok merupakan kebiasaan yang sangat sulit untuk dihindari. Meskipun memiliki dampak buruk bagi kesehatan, kebiasaan ini masih digandrungi semua kalangan.

Tidak hanya orang dewasa saja, remaja berusia 10-18 tahun juga tergoda untuk menjajal kebiasaan ini. Terlebih, kini prevalensi remaja perokok di Indonesia semakin tahun kian meningkat peminatnya.

Bahkan di usianya yang masih terlalu muda, remaja berusia sekitar 10-18 tahun rela menggelontorkan uang jajannya hanya untuk membeli rokok.

Dalam hal ini Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) melalui sebuah risetnya, telah mencatat bahwa siswa-siswi SMP dan SMA dalam seminggu rela menghabiskan uang hingga Rp200.000 hanya untuk membeli rokok. 

Hal ini menjadi bukti, bahwa angka konsumsi rokok pada remaja di Indonesia pun sangat tinggi. Lebih lanjut, CISDI juga mendapati 70% koresponden dari risetnya tersebut, di mana siswa SMP-SMA mengakui membeli rokok batangan saat mencoba rokok pertama kali dan pada pembelian di 30 hari terakhir saat diinterview. 

Intensitas pembelian rokok batangan oleh remaja itu tentu tak lepas dengan kebiasaan merokok tidak rutin serta merokok 5 batang atau kurang per hari.

“Dengan pola merokok ini, dapat dikatakan konsumsi rokok batangan berhubungan dengan tahap eksperimen pada remaja, sebuah tahapan yang menggiring seseorang menjadi pecandu dan rutin merokok,” terang Chief of Research and Policy CISDI, Olivia Herlinda mengutip salah satu sumber.

Menanggapi hal ini, ada juga riset yang menunjukkan bahwa banyak remaja tergiur dan ingin mencoba untuk membeli rokok secara terus-menerus. 

Hal tersebut tentu tak lepas dari adanya pengaruh lingkungan di mana kita berada, maupun diperjualbelikannya rokok batangan hingga tersedia di mana pun.

Ilustrasi merokok.

Photo :
  • Pixabay/karosieben

Hasil focus group discussion dengan 49 remaja, menunjukkan bahwa kebanyakan dari remaja itu bisa mendapatkan rokok dari warung-warung kecil yang ada di sekitar sekolahnya dengan harga paling rendah sekitar Rp1.000 per batang. 

Pembelian rokok batangan murah secara berulang membuat remaja akhirnya mengeluarkan uang antara Rp30.000 hingga Rp200.000 setiap minggu.

Reaksi Warganet

Adanya penemuan dari CISDI ini langsung menuai beragam reaksi warganet di media sosial.

"Merokok gpp yang penting ndak mabuk judi," tulis warganet.

"Sekolah yg bener kalo udah kerja sendiri baru beli rokok," tulis pengguna lainnya.

"Kenapa roko trs dijual bebas sih?? Kan mematikan," tulis lainnya.

"saya 1jt per bulan pak kalau di total wkwk," tulis warganet.

"Tolong lah kalian pembuat roko, segera stopp," kata akun lainnya.

"Ini rokoknya di isep apa di kokop," tulis lainnya.