Diundang Panji Gumilang ke Al Zaytun, Ilham Aidit Anak D.N Aidit: Anak Komunis ke Pesantren
- YouTube
Indramayu – Pendiri Forum Silaturahmi Anak Bangsa, Ilham Aidit hadir dalam acara memperingati Tahun Baru Islam 1445 H di Pondok Pesantren Al Zaytun, Indramayu Rabu, 19 Juli 2023 lalu. Pada kesempatan itu, anak dari Dipa Nusantara (DN) Aidit tersebut diberi kesempatan sebagai pembicara.
Dalam penyampaiannya, Ilham mengaku cukup terkejut dirinya diundang untuk mengisi acara memeriahkan 1 Muharram di sebuah pondok pesantren. Padahal, sejauh ini ia dikenal sebagai anak tokoh Komunis.
“Saya sangat kaget, suatu pagi saya terima WA dari ketua panitia peringatan 1 Suro 1445 H yang mengundang saya. Saya gak menyangka atau gak pernah mimpi saya diundang hadir dalam acara ini,” ujar Ilham Aidit seperti dilihat dari YouTube Al Zaytun Official, Jumat, 21 juli 2023.
“Orang mengenal saya sebagai Ilham Aidit, anaknya Pak Aidit, orang yang selama puluhan tahun didaulat sebagai musuh bangsa, jadi tiba-tiba (saya kaget) ada anak Komunis yang diundang ke pesantren,” sambungnya
Ilham mengungkap awalnya dia beranggapan Al Zaytun dipenuhi santri yang menggunakan kain sarung seperti di Pesantren Gontor dan Tebuireng. Namun, saat tiba di sana, dia menilai gaya bicara dan berpakaian santri Al Zaytun sangat moderat dan tidak puritan.
“Saya jadi mikir, apa masalahnya yang selama ini dipermasalahkan orang, gak ada sesuatu kok, mereka tidak menyembunyikan sesuatu,” ungkapnya
Selain itu, Ilham juga menilai Panji Gumilang adalah sosok yang memiliki kebesaran hati, dan wawasan pikiran yang sangat terbuka, sehingga mau bergaul dengan siapapun, tanpa memandang dari mana asalnya.
“Beliau (Panji Gumilang) mengatakan tidak ada bedanya kiri, kanan, tengah, kita semua sama-sama membangun bangsa ini,” kata dia
Menurut Ilham hal demikian lah yang sejak dahulu diterapkan oleh para pendiri bangsa untuk merawat kedaulatan dan keutuhan Indonesia. “Bila negara ingin maju, maka kita harus Bersatu, mengalah, penuh toleransi untuk mendapatkan kesepakatan berjalan bersama. Untuk mendapatkan persatuan, tentu harus ada perdamaian, harus ada toleransi,” imbuhnya
Ilham menilai, keributan yang terjadi selama ini dikarenakan cara berpikir yang hanya tertuju pada satu pandangan, sehingga tidak bisa menerima apa yang menjadi pandangan orang lain.
“Dalam perjalanan saya, ketika kita memiliki banyak ragam referensi dalam hidup, maka akan menjadi orang yang hidup tidak sebatas daun kelor. Saya pikir, kekeliruan terjadi karena orang berpikir hanya dengan satu koridor saja.” kata Ilham
“Tetapi saat saya hadir di Al Zaytun, saya melihat orang orang yang berpikiran terbuka dan maju, saya merasa berada di tempat yang benar.” Pungkasnya