Mengenal Gerkan NII yang Disebut Terafiliasi dengan Pesantren Al Zaytun
- Opi Riharjo (Indramayu)
Jakarta – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengungkap bahwa Pondok Pesantren Al Zaytun terafiliasi dengan kelompok Negara Islam Indonesia (NII).
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Bidang Hukum dan HAM MUI Pusat Ikhsan Abdullah usai menghadiri Rapat Koordinasi Kesatuan Bangsa di Kantor Kemenko Polhukam, Rabu, 21 Juni 2023.
"Hasil penelitian MUI sudah jelas bahwa itu terindikasi atau terafiliasi dengan gerakan NII, sudah sangat jelas," kata Ikhsan
Menurut Ikhsan penyimpangan itu jelas terlihat dari segala bentuk gerakannya yang persis dengan NII. "Baik dari pola rekrutmen, dari segi penghimpunan atau penarikan dana, dari anggota dan masyarakat sudah sangat jelas itu, tidak terbantahkan," ungkapnya
Ikhsan menjelaskan dari segala kegiatan yang ada di ponpes tersebut, paham keagamaan yang diajarkan oleh Al Zaytun telah jelas menyimpang. Dia mengaku kesimpulan itu didapat berdasarkan penelitian MUI tahun 2002 silam.
Lantas, seperti apa gerakan NII yang kini dikaitkan dengan Pesantren Al Zaytun?
Mengutip laporan VIVA, Kamis, 22 Juni 2023, NII atau sebelumnya dikenal dengan nama Darul Islam atau DI bermula dari gerakan politik yang diproklamasikan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di Desa Cisampah, Kecamatan Ciawiligar, Tasikmalaya, Jawa Barat pada 7 Agustus 1949.
Dalam perkembangannya, NII menyebar di beberapa wilayah. Setelah Kartosoewirjo ditangkap TNI dan dieksekusi pada 1962, gerakan ini terpecah, namun tetap eksis secara diam-diam meskipun dianggap sebagai organisasi ilegal oleh pemerintah Indonesia.
Para jemaah NII menghalalkan segala cara mulai dari merampok, mencuri, menipu, memeras, merampas atau melacur demi kepentingan negara yang mereka yakini itu. Hal tersebut disandarkan pada filosofi sesat atas kepemilikan wilayah teritori Indonesia oleh NII, atas dasar proklamasi NII dan kekhalifahan Kartosoewirjo.
Selain itu, konsep ini juga disebut untuk mempraktekkan Alquran Surat Al-Anbiya Ayat 105 "Sesungguhnya bumi ini diwariskan kepada hamba-hamba-Ku yang Shalih."
Di Jawa Barat, gerakan NII diduga berpusat di Pondok Pesantren Al-Zaytun seluas 1.200 hektare di Indramayu yang didirikan Abu Toto alias Syekh Abdus Salam Panji Gumilang. NII ini dikenal dengan gerakan Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah 9 (NII KW9).
Mantan pengikut NII sekaligus pendiri situs NII Crisis Center, Ken Setiawan menjelaskan metode perekrutan mereka mulai dari pertemanan, lewat teman-teman dekat. "NII punya identifikasi korban, siapa dia, apakah anak orang kaya, sudah diincar," kata Ken