Viralkan Video Percakapan Kapolda NTT dan Anak Bupati, Wartawan Manggarai Timur Minta Maaf
- Jo Kenaru
VIVA Trending - Surat Somasi Nomor : 27/PH/SM/V/2023 dari Pranata Kristiani Agas yang akrab disapa Ani Agas selaku Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur Nusa Tenggara Timur telah diterima Andre Babur, wartawan yang dituntut membuat permohonan maaf terbuka lantaran merekam dan memviralkan perbincangan Ani Agas dan Kapolda NTT Irjen Pol Johni Asadoma di media sosial TikTok.
Seperti diberitakan, Ani Agas yang adalah anak dari Bupati Manggarai Timur Adreas Agas menawarkan bantuan siap menyediakan bangunan dan lahan di lingkungan puskesmas jika Polri membutuhkan. Respons Kapolda NTT Irjen Pol Johni Asadoma dalam video tersebut tampak menyambut baik tawaran Ani, namun perlu didiskusikan lebih lanjut.
Belakangan, akun TikTok @firmanjaya303 membubuhi keterangan dalam video yang diterimanya dari Andre Babur. Firman yang juga berprofesi sebagai wartawan menulis bahwa tawaran Ani Agas bersamaan dengan pengusutan dana Covid-19 tahun 2021 sebesar Rp8,3 miliar yang tengah bergulir di Polres Manggarai Timur.
Melalui Kuasa Hukumnya Jonneri Bukit, Ani Agas mendesk Andre Babur untuk menghapus postingan video dalam waktu 1x24 jam sejak surat somasi ini diterima.
Dalam salinan somasi yang diterima, Ani juga memerintahkan Andre supaya meluruskan pemberitaan yang keliru yang mencoreng nama baik Ani Agas.
Selanjutnya, dalam somasi itu, Andre Babur juga diharuskan menyampaikan permohonan maaf secara tertulis melalui media massa cetak atau elektronik atas berita yang sempat viral di mana berita tersebut dinilai Ani Agas mengandung fitnah.
Permohonan maaf Andre Babur
Terhadap somasi yang diterimanya, Andre pun mengaku telah menghapus video tersebut pada Rabu 17 Mei 2023.
"Satu hari sebelum saya menerima surat somasi ini berdasarkan beberapa pertimbangan yang saya lakukan menghapus video tersebut," kata Andre Babur dihubungi Rabu malam, 24 Mei 2023.
Sedangkan desakan Ani untuk meluruskan pemberitaan yang sebelumnya ditulis Andre dianggap tidak melanggar kode etik pers.
"Sesuai permintaan pada poin 2, saya menyampaikan klarifikasi bahwa pemberitaan di akun media sosial itu keliru diunggah tapi fakta bahwa dua pejabat publik itu berbicara di ruang publik dan Sekdinkes Manggarai Timur, Pranata Kristiani Agas yang biasa disapa Ani Agas menawarkan gedung dan tanah puskesmas di seluruh Manggarai Timur untuk dibangunkan Pospol yang bukan kewenangannya," imbuh Andre.
Andre Babur bersedia menyampaikan permohonan maaf kepada anak Bupati Andre Agas itu di media massa.
"Saya secara pribadi menyampaikan permohonan maaf kepada saudari Ani Agas selaku Sekdinkes Matim yang akhirnya menjadi pihak yang merasa dirugikan atas tindakan saya merekam dan menyebarkan video tersebut," ungkapnya.
Kronologi
Andre Babur akui dirinya berada pada posisi terpojok, tapi dia membuat klarifikasi tertulis seputar video dan pemberitaan tersebut. Berikut poin-poin klarifikasi Andre yang diterima ViVa.
Pada Sabtu 13/05/2023, Kapolda NTT, Bapak Irjen Pol. Johni Asadoma melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Manggarai Timur dan salah satu agendanya bertatap muka dengan sejumlah pejabat di lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Manggarai Tirmur.
Saat itu, hadir juga Wakil Bupati, Siprianus Habur, Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai Timur, sejumlah Kepala OPD Manggarai Timur, Para Asisten, Staf Ahli dan pegawai serta sejumlah tokoh masyarakat dan kawan-kawan jurnalis dari berbagai media.
Saat selesainya acara resmi tatap muka Bapak Kapolda itu, saya dan teman-teman media meminta kepada ajudan Kapolda untuk kami bisa wawancara bapak Kapolda.
Setelah mendapat izin Pak Kapolda, saya dan beberapa teman media lainnya segera menghampiri Bapak Kapolda. Namun, saat itu ada sesi foto dengan dengan semua pejabat di Kabupaten Manggarai Timur dan juga Sekdinkes Manggarai Timur, Pranata Kristiani Agas yang disapa Ani Agas menyalami Kapolda ikut foto bersama, kemudian ia sendiri minta foto bersama Kapolda dan dilanjutkan percakapan kedua pejabat publik itu di ruang publik yang disaksikan oleh seluruh pejabat Manggarai Timur di ruang itu. Saat ini Sekdinkes hadir sebagai pejabat Publik dari Dinas Kesehatan Manggarai Timur dengan memakai baju songke serta tanda pengenalnya.
Dalam percakapan dua pejabat yang terjadi di ruang publik, Sekdinkes Manggarai Timur, menjabarkan kerjasama Polres Manggarai Timur dan Koramil dalam mengatasi masalah Covid-19 dan masalah stunting di Manggarai Timur sehingga kemudian sekdinkes itu, menawarkan gedung dan tanah Puskesmas di seluruh Manggarai Timur untuk dibangunkan Pos Polisi (Pospol).
Karena keduanya merupakan pejabat publik dan sedang berbicara di ruang publik, saya dan teman wartawan mengabadikan momen itu dengan mengambil foto dan memvideokan percakapan mereka yang membahas tentang masalah kesehatan di wilayah Manggarai Timur.
Saat itu, Saudari Sekdinkes Matim, berbicara bagaimana selama ini pihaknya sangat terbantu sekali dengan keberadaan Polri dalam hal ini Polres Manggarai Timur dan TNI dalam menangani masalah angka stunting dan kematian ibu dan anak di Manggrarai Timur yang tinggi. Sehingga, saudari Sekdinkes menawarkan ke Pak Kapolda gedung dan tanah-tanah puskesmas yang masih kosong untuk dibangunkan pos polisi. Menanggapi apa yang disampaikan saudari Sekdinkes, Pak Kapolda hanya menyarankan agar itu di diskusikan dengan Pak Kapolres Manggarai Timur yang saat itu berada tepat di samping mendampingi pak Kapolda.
Video percakapan itu akhirnya saya share ke group WhatsApp Badan Pengurus Forum Komunikasi Alumni Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (FORKOMA MATIM), yang di dalam WAG tersebut Bupati Manggarai Timur, Bapak Agas Andreas juga sebagai anggota grup tetapi saudari Ani Agas bukan anggota Group.
Pernyataan saya di Group FORKOMA Matim meyebutkan:
"Sejak kapan Ani Agas Punya tanah puskesmas? Tanah-tanah Puskesmas di Matim itu banyak tanah hibah dari masyarakat untuk pembangunan fasilitas kesehatan. Dengan angkuhnya, Ani Agas, menawarkan tanah-tanah itu untuk dibangunkan pos polisi. Ngawur !!"
Komentar anggota WAG pun mulai bermunculan. Saya juga sempat di hubungi Bapak Bupati melalui Video Call yang kemudian tidak diangkat atau saya abaikan. Lalu, video tersebut saya bagikan melalui akun TikTok pribadi saya atas nama @damianbabur dengan keterangan dalam video " Virall !! Sekretaris Dinkes Matim, Ani Agas Menawarkan tanah hibah masyarakat untuk puskesmas di Matim agar di dirikan Pos Polisi."
Setelah itu, Salah satu teman media juga menghubungi saya meminta video itu dan saya pun mengirimkannnya. Kemudian teman tersebut membagikan video itu di akun TikTok pribadinya atas nama @firmanjawaya303 dengan keterangan;
"Di tengah viral kasus dugaan Indikasi korupsi dana Covid-19 di Dinkes Matim, beredar video Ani Agas Sekertaris Dinkes tawarkan tanah Puskesmas ke Kapolda NTT untuk bangun Pospol Polisi."
Singkatnya, baik unggahan TikTok @damianbabur maupun unggahan TikTok @firmanjaya303 akhirnya menjadi viral. Dan berbagai media juga memberitakan hal tersebut.
Pada Minggu 14/05 /2023, saya ditelepon oleh Sekdinkes Matim dalam hal ini adalah Saudari Ani Agas, yang meminta untuk take down video yang saya unggah di akun TikTok pribadi saya. Katanya, kalau tidak tidak di-take down maka PH nya akan menghubungi saya.
Oleh karena itu, saya ingin klarifiksi bahwa berita-berita yang kemudian mengaitkan persoalan video tersebut dengan kasus dugaan korupsi dana covid 19 di Manggrai Timur bukan berita milik saya, dan akun TikTok yang megaitkan persoalan yang sama juga bukan akun TikTok milik saya.
Lalu terkait video tersebut, memang saya belum meminta izin untuk merekam bahkan untuk membagikan ke akun TikTok pribadi saya. Dan pernyataan saya di Grup WA Badan Pengurus Forum Komunikasi Alumni PMKRI Manggarai Timur, saya katakan keliru karena tidak menulis secara lengkap jabatan dari saudari Ani Agas selaku Sekdinkes Matim. (Jo Kenaru/tvOne/NTT)