Antorpolog Jerman Teliti Misteri Kuntilanak yang Dikaitkan dengan Kota Pontianak
- Pixabay
VIVA Trending – Makhluk halus adalah sosok yang tak dapat dilihat menggunakan mata telanjang, kendati demikian terdapat beragam anggapan terkait keberadaannya, ada yang percaya ada pula yang tidak percaya.
Di Indonesia sendiri, keberadaan makhluk halus identik dengan tempat-tempat gelap, terbengkalai dan jauh dari hiruk pikuk manusia. Adapun nama-nama makhluk halus sendiri yang paling populer adalah kuntilanak, pocong hingga tuyul.
Keseluruhannya digambarkan memiliki sosok yang menyeramkan dengan wujud manusia yang sudah meninggal dunia, dengan wajah yang hancur dan sebagainya.
Berangkat dari kepercayaan yang beredar luas di masyarakat, hal ini pun lantas diteliti oleh Timo Duile, seorang antropolog asal Jerman yang mengungkap tentang kuntilanak di Indonesia.
Dilihat dalam Jurnal yang dipublikasi Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia pada 2020 dengan judul “Kuntilanak: Ghost Narratives and Malay Modernity in Pontianak, Indonesia”
Lebih lanjut, dalam penelitian tersebut, Timo menuturkan bahwa penelitian ini bukan untuk membuktikan keberadaan fisik kuntilanak, melainkan lebih condong ke kepercayaan masyarakat terhadap makhluk halus itu.
Dia menyebut, kuntilanak adalah ikon budaya di Indonesia yang juga dikenal di beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina dan Thailand.
Kemudian, dalam studi tersebut Timo menggunakan tiga jenis narasi yang ia unakan, yakni narasi kuntilanak dalam budaya populer, seperti halnya digambarkan dalam novel dan film horor, kemudian cerita rakyat dan mitos pendiri kota.
Narasi ini, kata dia, dihasilkan dari cerita yang dikumpulkan dalam kunjungan kerja lapangan selama enam bulan pada tahun 2014 silam. Adapun penelitian yang digunakan adalah pendekatan objek seputar manusia dan roh, terutama dalam sudut pandang orang-orang di Pontianak, Kalimantan Barat.
Dalam studi tersebut, Timo mengatakan bahwa Kota Pontianak didirikan usai mengusir kuntilanak. Diceritakan dahulu kuntilanak mendiami pertemuan sungai Kapuas dan Landak sebelum Kota Pontianak dibangun.
Dulunya, kata Timo, tempat ini adalah rawa-rawa dan hutan lebat, kemudian kata Pontianak sendiri berasal dari bahasa Melayu yakni po-ho-n ti-nggi yang berarti pohon tinggi. Berangkat dari hal ini, kuntilanak jadi sering dikaitkan dengan pohon tinggi di Kalimantan Barat.
“Artikel ini membahas hantu Kuntilanak, sejenis vampir yang tidak hanya menghantui ingatan kolektif orang-orang di Melayu, tetapi juga berperan penting bagi Kota Pontianak (ibu kota Provinsi Kalimantan Barat) sebagai roh yang menghantui dan menakutkan,” tulis Timo dalam jurnalnya