Keseharian Mbah Slamet Dibongkar Tetangga, Ternyata Begini

VIVA Trending – Setelah lebih dari sepekan kasus pembantaian yang dilakukan Tohari alias Mbah Slamet (45) di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara masih jadi perhatian publik.

Banyak yang dibuat penasaran dengan seperti apa dukun pengganda uang itu menjalani kesehariannya di masyarakat.

Menjawab hal tersebut, salah satu tetangga Slamet, yakni Samdiono mengungkap bahwa pelaku pembunuhan berencana itu, di masyarakat dikenal sebagai sosok yang misterius atau sulit ditebak.

"Kalau pekerjaannya apa saya tidak tahu. Tapi memang saya sering melihat dia bepergian ke luar," ungkap Samdiono dikutip VIVA Bandung, Rabu, 12 April 2023

Terkait kabar Mbah Slamet mampu menggandakan uang menjadi berkali-kali lipat, Samdiono mengaku sudah mengetahui kabar tersebut jauh sebelum kasus ini terbongkar. Akan tetapi, warga sekitar tidak ada yang percaya. "Memang ada kabar soal (bisa menggandakan uang). Tapi malah bukan warga sini (yang percaya), tamunya dari luar semua," jelasnya.

Lebih lanjut, hal senada juga diungkapkan oleh Kularsih, wanita pemilik warung makan di dekat tempat tinggal Mbah Slamet.

"Banyak tamunya Mbah Slamet yang mampir ke sini. Kadang ada yang makan, kadang hanya bertanya di mana rumah Mbah Slamet," ungkap Kularsih.

Dalam dua pengakuan warga tersebut, diduga nama Mbah Slamet sudah cukup populer di luar daerahnya. Hal ini dikarenakan Slamet mencari target korban melalui media sosial Facebook.

Dalam aksinya Slamet dibantu oleh BS warga Pekalongan, Jawa Tengah. BS yang merupakan teman Slamet bertugas mengiklankan dan mencari target korban melalui halaman media sosial Facebook.

“Mbah Slamet ini punya tangan kanan namanya BS, satu tahun yang lalu BS ini mengupload ke Facebook isinya bahwa ST ini adalah orang pintar yang bisa menggandakan uang,” ujar Kapolres Banjar Negara AKBP Hendri Yulianto beberapa waktu lalu

Setelah menemukan target, BS kemudian bertugas mempertemukan korban dengan tersangka dengan iming-iming penggandaan uang hingga miliaran rupiah.