200 Kali Digigit Ular, Pria Ini Masih Hidup dan Bagikan Aksinya

Pria 200 Kali Digigit Ular
Sumber :
  • Tangkapan Layar

VIVA Trending – Gigitan ular bisa menyebabkan seseorang cacat bahkan meninggal. Namun, Tim Friede sengaja memilih ular menggigit dan merekamnya menjadi film.

Laki-laki yang tinggal di Wisconsin, Amerika Serikat (AS) itu mengunggah aksinya ke YouTube. Pada salah satu video, Tim berbicara ke kamera usai mendapat dua gigitan ular. Ia tidak menghiraukan darah yang mengalir dari lengannya.

Ilustrasi Ular

Photo :
  • pixabay

"Saya mengalami pembengkakan setelahnya. Selama beberapa hari kemudian saya bisa dibilang hanya berbaring. Dari pembengkakan yang dialami, saya dapat memperkirakan jumlah bisa yang disuntikkan ular. Sangat menyakitkan," katanya dengan santai.

Friede dengan tegas menyangkal pandangan bahwa dia membahayakan dirinya sendiri hanya untuk melonjakkan jumlah pengikut di media sosial.

"Saya bukan melakukan ini untuk membuat video YouTube - saya ingin menyelamatkan nyawa dan melakukan sesuatu yang berbeda. Saya hanya menggunakan YouTube untuk menemukan dokter yang bersedia bekerja sama," katanya.

Dari hampir 3.000 spesies ular, hanya sekitar 200 jenis yang memiliki bisa yang dapat mematikan atau melumpuhkan manusia. Friede telah digigit lebih 200 ekor ular hidup dalam dua puluh tahun terakhir. Selain itu dia juga telah 700 kali lebih menyuntikkan bisa ke tubuhnya.

"Jika Anda tidak benar-benar kebal terhadap bisa ular seperti mamba hitam, sistem syaraf tepi Anda akan terkena. Yang berarti diafragma lumpuh dan Anda tidak bisa bernafas, mata tertutup dan Anda tidak bisa berbicara, gerakan Anda semakin perlahan, Anda menjadi lumpuh. Ini tidak akan mengenai sistem syaraf utama, jadi Anda masih dapat berpikir - sampai Anda meninggal," kata Friede.

Tak semua orang menyukai aksi Tim. Dr Stuart Ainsworth dari Liverpool School of Tropical Medicine salah satunya. Ia menganggaop aksi Tim tak etis.

Pria 200 Kali Digigit Ular

Photo :
  • Tangkapan Layar

"Kita tidak mengetahui apa yang dilakukan orang-orang ini. Ini tidak etis dan berbahaya. Kami tidak bekerja sama dengan mereka," kata Dr Stuart Ainsworth.

Lembaganya adalah salah satu yang sedang mencari penangkal racun baru dan universal.

Biasanya vaksin baru pertama-tama dicoba pada tikus dan binatang laboratorium lainnya, percobaan pada manusia dilakukan dalam keadaan yang terkontrol setelah dianggap aman. Tetapi di industri obat dunia memang kurang terdapat panduan dalam melakukan penelitian anti-bisa.