Protes Pembangunan Masjid, Warga Daegu Isyaratkan dengan Kepala Babi

ilustrasi kepala babi
Sumber :
  • Nicholas_Demetriades/pixabay

VIVA Trending – Sekelompok Muslim di Daegu, Korea Selatan membeli sebuah properti dan menjadikannya sebuah masjid. Namun sayang pembangunan tersebut menuai kontra dari penduduk setempat.

Dilansir dari The Korea Herald, sebagai aksi protes warga menaruh kepala babi di ujung jalan perumahan. Kepala babi ditempatkan di atas ember, beberapa langkah dari lokasi pembangunan masjid. Di dinding terdapat tulisan ‘kami sangat menentang pembangunan masjid’ dalam huruf Hangul.

Lokasi masjid tepatnya berada di daerah Daehyeong-dong, selatan kota Daegu. Wilayah tersebut dikabarkan memang menjadi salah satu tempat dengan konflik budaya paling sengit di Korea Selatan. 

aksi protes warga Daegu terhadap pembangunan masjid

Photo :
  • The Korea Herald

Peristiwa itu diketahui pada 8 November 2022 malam hari waktu setempat. Kepala babi ditemukan oleh seorang Muslim sekaligus mahasiswa Kyungpook National University bernama Muaz Razaq – yang mengarah ke arah kiblat di lokasi pembangunan masjid. 

Rupanya ini bukan yang pertama kali. Pada bulan lalu, kepala babi juga sempat muncul sebagai aksi protes. 

Seorang pria bermarga Jang (62) adalah salah satu penduduk yang kontra dengan pembangunan masjid. Rumahnya berjarak dua pintu dari tempat pembangunan. Ia tak suka dengan didirikannya masjid karena menurutnya akan menimbulkan kebisingan.

“Bayangkan kerumunan besar melewati pintu depan rumah Anda beberapa kali sehari. Suara orang ngobrol, jalan kaki, naik sepeda dan motor, itu bikin gila,” katanya. 

Ia melanjutkan, “agresi yang sedang berlangsung terhadap Muslim adalah upaya terakhir warga untuk melindungi lingkungan kita.”

Jang telah menetap di rumah itu selama enam tahun. Ia mengatakan jika pembangunan masjid selesai, ia akan pindah. 

Jang, warga Daegu yang rumahnya dekat dengan pembangunan masjid

Photo :
  • The Korea Herald

Ia berpendapat bahwa sekarang saatnya umat Islam menunjukkan rasa hormat kepada lingkungan sekitar. Mereka tahan dengan suara dari doa-doa selama beberapa tahun terakhir.

“Kami dulu hidup rukun dengan komunitas Muslim di lingkungan selama beberapa tahun terakhir, berbagi makanan dan hadiah selama musim liburan. Kami tidak mengeluh tentang pertemuan mereka,” tutur Jang. 

Namun menurut Jang pembangunan masjid yang layak akan menarik lebih banyak jemaah Muslim ke perumahan kecilnya sehingga dinilai melewati batas.