Viral UAH Jawab Gus Miftah Sejak Kapan Rendang Punya Agama

Ustaz Adi Hidayat (UAH) saat caramah di depan jemaahnya
Sumber :
  • Twitter@yaniarsim

VIVA - Video Ustaz Adi Hidayat (UAH) menjawab pertanyaan Gus Miftah sejak kapan rendang punya agama viral di media sosial.

Nama Adi Hidayat masuk top trending Twitter sejak Minggu (19/6) malam dengan 5,654 perbincangan netizen.

Nama Adi Hidayat masuk trending usai video ceramahnya viral saat menanggapi pernyataan Gus Miftah soal rendang sejak kapan punya agama.

Video viral itu diunggah oleh akun Twitter @yaniarsim, Minggu (19/6).

Gus Miftah saat menyampaikan sejak kapan rendang punya agama

Photo :
  • Twitter@yaniarsim

"Buat (Gus Miftah) @pgmoraaji, ini jawaban Ustaz Adi Hidayat tentang sejak kapan rendang punya agama," cuit yaniarsim pada caption video unggahannya dikutip VIVA, Senin (20/6).

Dalam unggahannya itu menampilkan video pernyataan Gus Miftah dan video ceramah Ustaz Adi Hidayat (UAH).

"...Eh ngomong-ngomong, sejak kapan ya rendang punya agama?" tutur Gus Miftah.

Usai potongan video Gus Miftah tersebut, dilanjuti video ceramah UAH sebagai jawaban pernyataan Gus Miftah.

"Ada pertanyaan sejak kapan rendang itu punya agama, apa jawabannya? Sejak batik, calung, angklung punya kewarganegaraan," jawab UAH.

UAH juga mengatakan bahwa seandainya batik telah menjadi budaya Indonesia dan diklaim oleh negara lain, pastinya masyarakat Indonesia dengan tegas akan menolaknya.

"Pertanyaannya sejak kapan batik punya kewarganegaraan? Kan sama saja. Artinya itu adalah pertanyaan yang tidak berfaedah karena itu sudah menjadi budaya yang melekat," jelas UAH.

Menurut Ustaz Adi Hidayat, dalam kaidah ushul fiqh dikatakan "al adatu muhakkamah", artinya kalau sesuatu sudah melekat, sudah baik dikenal dan menjadi adat, maka ia jadi hukum.

Artinya jika sudah jadi hukum, maka dikenal oleh masyarakat. Kalau berbeda dengan itu, maka akan ada sesuatu yang menyimpang.

Begitu juga dengan rendang. Rendang itu produk masyarakat Minang, budaya di Minang falsafahnya berbunyi adat bersanding syariat, syariat bersanding kitabullah, karena itu setiap yang keluar dari Minang lekat dengan syariat walaupun produk makanan.

“Jadi jangan tanyakan tentang agamanya, kalau bertanya tentang agama pada makanan itu pertanyaan kurang kerjaan,” ungkap Ustadz Adi Hidayat.