RS Penuh, Viral Pasien Isolasi COVID-19 Hanya Dapat Tempat Duduk

Ilustrasi: foto pasien di ruang incovid RSSA Malang overload.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Viral sebuah video berdurasi 1,55 menit mengenai penjelasan salah satu petugas rumah sakit, akan ketersediaan tempat rawat inap ruang isolasi pasien COVID-19.

Petugas yang menggunakan APD itu, nampak menjelaskan ke keluarga calon pasien mengenai kondisi rumah sakit. Sebelum keluarga pasien tersebut memutuskan apakah ikut aturan atau tidak.

"Sekarang kondisi IGD kami lagi full pak, saya cuma ada tempat duduk. Saya tak bisa mastiin pasiennya dapat tempat tidur karena pasien saya dua hari belum naik ke ruangan karena di atas full," jelas petugas tersebut.

Baca juga: Putin Ketawa Dengar Menterinya Ekspor Babi ke Indonesia

Video itu tersebar di berbagai platform media sosial, termasuk instagram. Hingga diunggah oleh @suryoprabowo2011 dengan menambahkan caption agar masyarakat patuh protokol kesehatan. Bahwa COVID-19 itu nyata.

Petugas rumah sakit itu kembali menjelaskan, bahwa pihaknya hanya bisa menyediakan tempat duduk saja kepada pasien. Tidak ada lagi bed, dan kapan bisa dapat tempat tidur, tidak juga bisa dipastikan.

"Kemungkinan duduk, duduknya sampai kapan saya juga tidak bisa mastiin karena memang full," katanya.

Maka dia meminta, agar keluarga pasien yang akan diisolasi tersebut memahami kondisi. Apakah menerima opsi bahwa pasien itu hanya bisa duduk berhari-hari, atau tidak. 

Ia meminta keluarga pasien tidak ragu. Karena jika keluarga pasien sudah sepakat dengan aturan tersebut tapi di tengah jalan ingin keluar, maka yang susah adalah pasien dan keluarga. Karena harus memenuhi sejumlah aturan.

Pasien hanya bisa duduk hingga berhari-hari, tanpa ada kepastian. Petugas itu mengatakan, karena banyak juga pasien yang antri tidak bisa masuk karena ruangan full.

"Kami nggak pernah janjiin ada kamar langsung," katanya.

Meski pasien isolasi COVID-19 hanya bisa duduk, tetapi pelayanannnya tetap dilakukan seperti memberi makan dan layanan lainnya. Hanya diakui petugas itu, tidak nyaman bagi si pasien.