Alih Fungsi Lapangan di GBK, Tenis Jadi 'Anak Tiri'?
- VIVA.co.id/Yudhi Maulana
VIVA.co.id – Alih fungsi lapangan tenis di kawasan Gelora Bung Karno, tampaknya masih menjadi luka bagi Ketua Umum Persatuan Tenis Lapangan Indonesia (PP PELTI), Wibowo Suseno Wirjana. Wibowo bingung tenis saat ini seperti dianaktirikan dengan digusurnya stadion tenis di Jakarta.
Seperti yang diketahui, pada Juli 2016 lalu, lapangan tenis di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) dialihfungsikan menjadi stadion bisbol untuk keperluan Asian Games 2018 mendatang. Sebenarnya PP Pelti sempat mengajukan protes, namun kondisi tersebut tidak dihiraukan.
Wibowo menjelaskan jika lesunya tenis makin diperparah dengan tindakan pemerintah menggusur lapangan di kawasan GBK. Dia berharap pihak-pihak tertentu tidak ketularan.
"Ini menjadi permasalahan semua pihak. Pemerintah sudah ketularan penyakit ini dengan menggusur lapangan tenis di kawasan GBK. Saya harap pihak-pihak seperti Hotel Sultan tidak mengikutinya," kata Wibowo, ketika ditemui di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Senin 21 November 2016.
Dalam waktu dekat PP PELTI bekerjasama dengan Combiphar untuk menggelar turnamen tenis berskala Internasional. Ajang tersebut diberi nama "Combiphar Tennis Open 2016".
Combiphar Tennis Open 2016 akan dihelat di Sultan Hotel Tennis Court pada 26 November hingga 18 Desember 2016. Ratusan peserta putra dengan rentang usia 16-30 tahun yang berasal dari berbagai negara akan memperebutkan hadiah dengan total USD30 ribu (Rp402 miliar). (one)