BWF akan Uji Coba Sistem Skor Baru Pertandingan Bulutangkis

Pebulutangkis Indonesia, Liliyana Natsir (tengah) dan Tontowi Ahmad (kanan) merayakan kemenangannya di Olimpiade 2016, Rio de Janeiro.
Sumber :
  • Reuters/Mike Blake

VIVA.co.id – Federasi Bulutangkis Internasional (BWF) akan mulai mencoba penggunaan sistem skor baru pada laga bulutangkis. Opsi tersebut dijadwalkan pada awal September 2016 guna mendapatkan gambaran tentang rencana dirubahnya penggunaan sistem skor pertandingan olahraga tepok bulu ini.

Sistem baru yang akan dicoba tersebut yakni menggunakan konsep 5×11 dan tanpa 2 point setting (sudden death pada 10-10). BWF meyakini bahwa perhitungan menggunakan sistem poin baru itu diharapkan bisa dapat mengoptimalkan untuk efisiensi waktu durasi pertandingan.

Sebelumnya, sistem poin 3×21 yang dipakai saat ini baru diimplementasikan pada 2005 dan terus bertahan hingga sekarang. Sebelumnya, BWF sempat menguji sistem 5×7 pada 2001 untuk mengganti sistem skor paling pertama yakni 3x15.

Namun menurut laporan situs Badminton Planet, eksperimen BWF ini diketahui masih mendapatkan penolakan dari sejumlah pihak. Federasi Bulutangkis Malaysia (BAM) melalui Wakil Presidennya, Datuk Seri Mohamad Norza Zakaria mengemukakan bahwa sistem skor 3×21 lebih ideal dan seimbang dibandingkan dengan sistem poin 11x5 diusulkan BWF.

Selain itu, sistem skor yang telah bergulir saat ini menuntut kekuatan fisik dan mental terbaik dari setiap atlet. "Saya pikir sistem penilaian saat ini harus dipertahankan karena membutuhkan tingkat tertinggi dari kekuatan fisik dan mental pemain serta membutuhkan tingkat kebugaran maksimum yang dianggap oleh banyak untuk menjadi identik dengan olahraga," ungkap Mohamad Norza.

Meski demikian, sistem 11x5 tetap akan diuji pada turnamen bulutangkis Celcom Axiata Malaysia International Youth U-19 yang akan digelar di Stadion Negeri, Kuala Terengganu, Malaysia dari 6-9 September 2016.

Sementara itu, mantan General Manager BAM, Kenny Goh yang kini menjabat sebagai Kepala Pengawasan Operasional Badminton Asia Confederation (BAC), telah meminta semua negara anggota untuk mencoba sistem 11 poin tersebut sebelum keputusan dibuat pada sistem penilaian baru.

"BAC akan mengevaluasi laporan dan umpan balik dari para pemain dan mempelajari durasi pertandingan, sebelum kita memutuskan apakah jadi atau tidak untuk menggunakan sistem 11 poin," kata Goh.

Wacana penggunaan sistem poin 11 pertama kali dicetuskan dalam Grand Meeting Tahunan BWF pada tahun 2014 lalu. Saat itu yang menjadi pertimbangan adalah karena rata-rata durasi pertandingan bulutangkis meningkat karena perubahan sistem pada 2006 silam, dan BWF pun telah memutuskan lagi untuk mencoba sistem pertandingan dengan 5x11 poin.

(ren)