Fasilitas di Istora Ini Bikin Indonesia Open 'Ternoda'
- VIVA.co.id/Donny Adhiyasa
VIVA.co.id – Usai dikejutkan dengan insiden bocornya atap Istora pada Rabu 1 Juni lalu, rupanya masih banyak pekerjaan rumah yang jadi pembelajaran dalam penyelenggaraan ajang BCA Indonesia Open Superseries Premier 2016 kali ini. Salah satu yang cukup menjadi sorotan adalah kondisi memprihatinkan toilet Istora selama turnamen bulutangkis level tertinggi di dunia pada 30 Mei hingga 5 Juni hari ini.
Sebuah pemandangan yang patut dipertanyakan dan harusnya tidak perlu ada di ajang berkelas dunia ini, saat toilet tampak tak nyaman, masih terkesan kumuh serta kurang terawat. Bahkan hal ini diakui petinggi PBSI memang telah terjadi beberapa tahun lalu.
Hal ini dapat dijumpai di beberapa titik toilet yang tersebar di area tribun Istora yang diperuntukkan bagi para penonton. Menurut pantauan VIVA.co.id, sejumlah tempat buang air kecil di toilet pria tampak tidak dapat berfungsi dengan baik, yang ditandai dengan bentangan lakban sebagai penandanya.
Pemandangan ini tentunya amat disesalkan. Sebab, sebagai tuan rumah dan penyelenggara ajang sebesar ini, perhatian akan kenyamanan dan ketersediaan sarana yang baik rupanya masih kerap jadi sesuatu yang belum maksimal diberikan kepada mereka yang telah mengeluarkan kocek cukup dalam untuk menyaksikan event tersebut.
Ungkapan kecewa bahkan sempat terlontar dari seorang penonton dari mancanegara terkait kondisi toilet Istora itu. Meski enggan disebutkan namanya, pria asal Jerman itu menuturkan akan buruknya kenyamaman di Istora.
"Tempat ini (Istora) punya atmosfer dukungan penonton yang luar biasa, tapi tidak dengan kondisi toiletnya. Ini perlu jadi perhatian penting," tuturnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PP PBSI Anton Subowo, pernah mengungkapkan kepada media bahwa kondisi toilet akan menjadi salah satu prioritas pembenahan dalam Indonesia Open kali ini. Namun, hingga hari ke-6 penyelenggaraan, kondisi kurang baik tersebut tetap saja terlihat di sejumlah toilet Istora.
Tak hanya toilet yang jadi sorotan, situasi kurang nyaman dapat ditemui di musala area Istora. Kapasitasnya yang tak representatif serta kondisi tempat wudu yang sempit seolah telah menjadi pemandangan lazim dalam beberapa tahun belakangan ini.
"Di dalam, musalanya panas, karena mungkin terlalu sempit tempatnya, tapi orangnya banyak banget. Tempat wudunya pun masih dicampur antara pria dan wanita yang seharusnya dipisah, serta arah kiblatnya masih harus disesuaikan lagi," ujar Ramadana Arif, salah satu penonton dari Cipinang, Jakarta Timur soal kondisi musala Istora.
Bahkan, selain toliet dan musala yang dikeluhkan para penonton, ruang konferensi pers di area media center Istora pun sempat terlihat tetesan air dari plafon akibat bocor saat hujan deras melanda kawasan Senayan pada Rabu 1 Juni lalu.
Keluhan ini tentunya dapat jadi pemacu setiap pihak dalam pembenahan penyelenggaraan BIOSSP yang akan datang, untuk dijadikan pembelajaran pentingnya memenuhi kepuasan publik bulutangkis akan sajian turnamen berkelas dunia di Tanah Air.