Saat Kejahatan 2 Pebulutangkis Malaysia Guncang Dunia

Pebulutangkis tunggal putra Malaysia, Zulfadli Zulkiffli
Sumber :
  • instagram

VIVA – Banyak skandal yang pernah terjadi dalam dunia bulutangkis. Salah satu yang paling menggemparkan adalah kasus dua pebulutangkis unggulan Malaysia Zulfadli Zulkiffli dan Tan Chun Seang. 

Mereka dinyatakan bersalah pada 2018 lalu dalam kasus pengaturan pertandingan dalam periode yang lama dan pada sejumlah kejuaraan penting' sejak tahun 2013.

Dilansir laman resmi BWF, Tan dilarang terlibat dalam kegiatan bulutangkis yang berada di bawah BWF selama 15 tahun dan diharuskan membayar denda sebesar 15 ribu dolar AS atau setara dengan Rp209 juta.

Sementara Zulkiffli didenda sebesar 25 ribu dolar AS  atau berkisar Rp348 juta, sekaligus hukuman larangan terjun ke dunia bulutangkis selama dua puluh tahun atau hingga 2038 mendatang.

Larangan yang diterapkan oleh komisi etik BWF mencakup tak akan mendapatkan fungsi administratif, pembinaan, peresmian, atau pengembangan.

Melihat dari jenis hukuman yang berlaku, Zulkiffli mendapat sanksi paling berat lantaran kesalahan yang ia perbuat terbilang lebih banyak ketimbang Tan Chun Seang.

Zulkiffli dinyatakan telah melakukan lebih banyak pelanggaran dalam jangka waktu yang lebih lama daripada Tan. Ia pun terbukti telah terlibat dalam memanipulasi hasil dari empat pertandingan.

Sejatinya dua pebulutangkis tersebut merupakan andalan dari negara Malaysia bahkan Zulfadli Zulkiffli merupakan mantan juara dunia kelas junior.

Zulkifli yang lahir di Los Angeles merebut juara tunggal putra junior dalam Kejuaraan Dunia tahun 2011 setelah mengalahkan juara bertahan Viktor Axelsen asal Denmark di final yang kini jadi raja bulutangkis dunia.

Skandal ini memperpanjang masalah yang membayangi bulu tangkis di Malaysia, menyusul pengakuan dua pemain Denmark yang didekati seorang pria Malaysia yang meminta agar mereka mengalah dalam pertandingan.

Tahun 2015, pemain yang pernah berada di peringkat satu dunia, Lee Chong Wei, dihukuman laragan bertanding selama delapan bulan karena terbukti doping.