Apriyani Emas Olimpiade, Aburizal Bakrie Kenang Memori 8 Tahun Silam

Aburizal Bakrie saat mengunjungi PB Pelita Bakrie, 2013 silam.
Sumber :
  • Facebook | aburizalbakrie

VIVA – Keberhasilan duet Greysia Polii/Apriyani Rahayu mempersembahkan medali emas ganda putri pentas bulu tangkis Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang, menumbuhkan kebahagiaan dan sekaligus kebanggaan bagi masyarakat Indonesia.

Greysia Polii/Apriyani Rahayu sukses merebut gelar juara sekaligus merebut medali emas ganda putri setelah mengalahkan unggulan teratas dari China Chen Qingchen/Jia Yifan 21-19 dan 21-15, Senin siang, 2 Agustus 2021 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo.

Kebahagiaan dan kebanggaan itu pula yang dirasakan oleh Ir.Aburizal Bakrie, salah satu pembina olahraga terbaik tanah air. Pasalnya, Apriyani Rahayu, pasangan dari Greysia Polii, pada masa remajanya adalah pemain dari Perkumpulan Bulu tangkis (PB) Pelita Jaya--belakangan dikenal sebagai Pelita Bakrie.

"Apri sekitar enam tahun bergabung dengan PB Pelita Bakrie," ungkap Icuk Sugiarto, Kamis malam, 5 Agustus 2021. Icuk Sugiarto adalah pemain utama, pelatih dan kemudian menjadi ketua PB Pelita Bakrie.

Aburizal Bakrie, atau ARB, juga menyatakan kebahagiaan dan kebanggaannya atas pencapaian luar biasa Apriyani Rahayu. ARB kemudian mengenang pertemuannya dengan Apriyani Rahayu delapan tahun lampau. "Momen-momen yang sangat menyenangkan," papar ARB.

Aburizal Bakrie dan Apriyani Rahayu

Photo :
  • instagram.com/aburizalbakrie.id

Momen-momen yang sangat menyenangkan itu adalah saat ia berkesempatan menyambangi PB Pelita Bakrie di Duri Kosambi, Jakarta Barat. Saat itu, Rabu malam, 17 Juli 2013.

Ada sekitar dua jam ARB berada di sana. Disuguhi latih tanding sejumlah pemain. Lalu, bercengkrama, bersenda-gurau, bersama mayoritas pemain yang ditangani langsung oleh juara dunia 1983, Icuk Sugiarto.

Mereka mayoritas masih remaja, belasan tahun. ARB memompa semangat mereka. Mendoakan mereka kelak berhasil, menjadi pemain besar, mengharumkan nama bangsa di pentas internasional.

Di antara puluhan pemain itu, ada Apriyani Rahayu, yang kala itu berusia 15 tahun. Pemain asal Konawe, Sulawesi Tenggara itu, tentu saja masih terlihat imut-imut.

ARB terlihat bahagia sekali bertemu dengan para pemain tersebut. Ia memasang foto bersama para pemain itu di akun instagramnya, keesokan paginya.

Tentu tidak ada yang menyangka jika Apriyani Rahayu, kini di jelang usia 24 tahun, delapan tahun kemudian tampil luar biasa bersama seniornya yang hampir 10 tahun lebih tua, Greysia Polii. Mereka sukses mempersembahkan medali emas dari nomor ganda putri pentas bulu tangkis Olimpiade 2020, Tokyo.

Greysia/Apriyani raih emas Olimpiade Tokyo 2020

Photo :
  • NOC Indonesia

Medali emas satu-satunya dari bulu tangkis. Juga medali emas satu-satunya untuk kontingen Merah Putih. Doa ARB terkabulkan. "Kita berusaha, Allah yg menentukan. Kita berbuat baik saja di dunia ini," kata ARB yang tetap layak disanjung, dihormati dan dibanggakan sebagai salah satu pembina olahraga teladan dan terbaik di Indonesia.

ARB adalah pembina utama dari POR Pelita Bakrie--dulu POR Pelita Jaya--yang pernah menaungi tujuh (7) cabang olahraga. Yakni, renang, tenis, balap sepeda, sepak bola, bulu tangkis, basket. Perkumpulan Olah Raga (POR) Pelita Jaya tetap dikenang sebagai pelopor pembina olahraga berbasis profesional. Dana pembinaan dikucurkan oleh Kelompok Usaha Bakrie.

Di bulu tangkis, di samping membina langsung pemain melalui PB Pelita Bakrie-- ARB juga mengemban amanah membantu organisasi bulu tangkis nasional, PB PBSI.

ARB dua kali menjadi wakil ketua umum PB PBSI, pada kepemimpinan Try Sutrisno, dari mulai Wakasad, Kasad, Panglima TNI, dan Wakil Presiden. Yakni, pada periode 1981-1985, dan periode 1985-1989. Pada masa itu pula dibangun Pusat Bulu tangkis Indonesia (PBI) di Cipayung, Jaktim.

Dengan demikian tentu saja berbeda nuansa dari eforia keberhasilan peraihan medali emas ganda putri Olimpiade 2020 Tokyo itu. ARB adalah pembina teladan dan terbaik olahraga, termasuk bulu tangkis.  Sementara sejumlah pesohor politik memanfaatkan momentum sukses Greysia Polii/ Apriyani Rahayu tersebut untuk menonjolkan dirinya guna lebih dikenal atau terkenal. Foto-foto diri mereka bahkan lebih besar dibanding duet Greysia/Apriyani.

Mantan pebulutangkis Indonesia, Icuk Sugiarto

Photo :
  • SIWO PWI Jaya

ARB mendirikan PB Pelita Bakrie tahun 1983. Pemain terkenal atau populernya yang pertama adalah Icuk Sugiarto, anak Solo yang baru saja kembali dari Kopenhagen, Denmark, merenggut gelar juara tunggal putra Kejuaraan Dunia (World Championship) dengan mengalahkan Liem Swie King.

Pemain-pemain tenar PB Pelita Bakrie lainnya adalah Rosiana Tendean, Lili Tampi, Chandra Wijaya, dan tentu saja dua putra-putri Icuk Sugiarto-Nina Yaroh: Tommy Sugiarto dan Jauza.

Dalam kunjungannya ke PB Pelita Bakrie, ARB yang saat itu didampingi Lalu Mara Satria Wangsa selaku juru bicara keluarga, mengurai apresiasinya kepada Icuk Sugiarto yang selama 26 tahun terus membina dan melahirkan pebulutangkis andal. Salah satu contohnya adalah keberadaan Tommy Sugiarto, produk asli PB Pelita Bakrie yang tahun 2013 itu menempati peringkat tujuh dunia dan peringkat tertinggi tunggal putra Indonesia.

“Selama ini, PB Pelita Bakrie telah menghasilkan pemain-pemain papan atas seperti Icuk Sugiarto, Candra Wijaya, Indra Wijaya, Lili Tampi, Rosiana Tendean, dan terakhir Tommy Sugiarto, Ini membuktikan dedikasi tinggi dari PB Pelita Bakrie terhadap prestasi bulutangkis Indonesia."

"Ini fakta bahwa PB Pelita Bakrie adalah bagian penting dari prestasi bulutangkis Indonesia. Contohnya Icuk Sugiarto adalah mantan juara dunia, begitu juga dengan Candra Wijaya yang juga pernah menjadi juara dunia dan juara olimpiade,” papar ARB kala itu.

ARB menyatakan, kelangsungan dan keberhasilan pembinaan di PB Pelita Bakrie tidak terlepas dari dedikasi dan kerja keras Icuk Sugiarto.