Surat Cinta BWF Tak Berlaku, Ini Sederet Tuntutan Indonesia

Presiden BWF, Poul Erik Hoyer Larsen.
Sumber :
  • voi.id

VIVA – Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) sudah meminta maaf, meski demikian urusan dengan Indonesia belum selesai.

Terkait harga diri Indonesia di pentas bulutangkis, BWF tak bisa hanya meminta maaf dan mengaku salah. Surat 'cinta' yang dikirimkan BWF dianggap hanya formalitas.

Hingga saat ini, Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia masih menunggu penjelasan BWF secara untuh.

Begitu banyak kerugian yang dialami Indonesia, hal ini perlu diperjelas BWF agar tak terjadi lagi di masa yang akan datang.

Sedikitnya, VIVA Bulutangkis merangkum beberapa tuntutan yang wajib dipenuhi oleh BWF. Pertama, soal kejelasan bagaimana tujuh tim bulutangkis dari Denmark, Thailand dan India bisa negatif dalam 24 jam.

Bukan cuma itu, mereka yang positif bisa tampil di All England Open 2021. Seharunya yang berinteraksi dengan tujuh orang itu juga harus diisolasi.

Selanjutnya, siapa penumpang anonim yang terpapar COVID-19 sepesawat dengan tim bulutangkis Indonesia. Harus jelaskan bagaimana prosedur kemanan sampai bisa lolos ke pesawat.

"Harus ada kejelasan. Permintaan maaf itu kami apresiasi, langkah BWF untuk mereka meminta maaf Itu secara formal," ujar Ketua Umum PBSI, Agung Firman Sampurna beberapa waktu lalu.

"Ada ada masalah substansinya itu harus dijelaskan. Tetap dibutuhkan kejelasan, secara umum di surat itu ada kesalahan dalam penyelenggaraan ini, apa? Agar tak terjadi ke depan. Kami tidak menyangka diperlakukan seperti ini, yang kami sayangkan perlakuan BWF ke Indonesia. Ada 7 positif bisa main, sementara atlet disuruh jalan kaki, dan di lockdown," tegasnya.

Sementara itu, Atlet bulutangkis Indonesia Greysia Polii mendesak BWF ganti rugi. Harusnya sejak awal ultimatum Indonesia didengar agar tak terjadi masalah dikemudian hari.

Greysia mengulas kembali tuntutan Indonesia yang tak diindahkan BWF. Akhirnya ganti rugi merupakan jalan terbaik sebagai salah satu dari tiga tuntutan Indonesia.

"Ada tiga poin, kalau mau fair waktu kita mau tanding satu kita di swab ulang. Dia (BWF) harus bela kita untuk nanyain ke NHS, ini bukan soal satu orang," ujar Greysia baru-baru ini dalam sebuah acara televisi swasta.

"Kedua, mau enggak mau harusnya diisolasi semua dong. ditunda dulu semua pertandingan, diclear dahulu. Kita kan sudah main sama mereka, satu hall," tambah Greysia.

Poin ketiga itu ganti rugi. All England sudah selesai, ada juara dan menurut BWF sukses. Ganti rugi dituntut karena ada yang menggunakan biaya sendiri, juga efek perlakuan tak manusiawi diusir dipaksa mundur lalu disuruh jalan kaki.