COVID-19 dan Hancurnya Pebulutangkis Indonesia
- ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
VIVA – Indonesia gagal memenuhi target yang diberikan selama berlaga di Thailand (turnamen Leg Asia). Indonesia mengikuti tiga turnamen yang dihelat di Negeri Gajah Putih.
Tiga turnamen yang dilakoni antara lain, BWF World Tour Super 1000 Thailand Open jilid 1, BWF World Tour Super 1000 Thailand Open jilid 2, dan BWF World Tour Finals 2020.
Sayangnya, tim Merah Putih cuma berhasil membawa satu medali emas yang dipersembahkan ganda putri, Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Mereka menjuarai BWF World Tour Super 1000 Thailand Open jilid 1.
Sementara, di BWF World Tour Super 1000 Thailand Open jilid 2, tak ada satu pun wakil di final. Greysia/Apriyani dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan terhenti di semifinal.
Dan di BWF World Tour Finals, dari lima wakil yang lolos di empat sektor, hanya Ahsan/Hendra yang mampu melaju hingga ke final namun kalah dari pasangan Taiwan, Lee Yang/Wang Chi Lin. Sisanya, tak lolos dari fase grup.
Catatan Miris
Kegagalan Indonesia merupakan suatu kemerosotan. Catatan miris ditorehkan terlebih di BWF World Tour Finals.
Bagaimana tidak, di 2019 Indonesia masih memiliki taji. Setidaknya masih menyisakan wakil di dua sektor.
Ada Ahsan/Hendra dan Anthony Sinisuka Ginting yang berjibaku di final. Bahkan The Daddies merengkuh gelar juara.
Namun, kali ini Indonesia harus gigit jari. Ahsan/Hendra pun gagal mempertahankan juara yang telah di raih kala itu.
Miris memang, bahkan melihat Ginting yang hancur di fase grup. Dari tiga kali berlaga, ia hanya meraih satu kali kemenangan kontra Lee Zii Jia dari Malaysia.
Sebelumnya, pandemi COVID-19 yang menggila membuat Indonesia tak bisa berlaga. Ada Denmark Open yang dilewatkan para pebulutangkis Tanah Air di 2020.
Terakhir berlaga, Indonesia tampil di All England Open. Kala itu hanya Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang meraih juara.