Gagal Juara, Coach Naga Api Tetap Acungi Jempol ke Ahsan/Hendra
- Instagram: Herry IP
VIVA – Pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi, mengapresiasi usaha pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan selama tampil tiga turnamen di Thailand. Menurutnya, meski gagal merengkuh medali emas BWF World Tour Finals 2020, perjuangan Ahsan/Hendra patut diacungi jempol.
Ahsan/Hendra menjadi salah satu andalan Merah Putih untuk mendulang medali emas di tiga turnamen di Thailand, yakni Thailand Open I, Thailand Open II, dan BWF World Tour Finals. Namun, ambisi tersebut tak ada yang menjadi kenyataan.
Pasangan berjuluk The Daddies itu tersingkir di perempat final Thailand Open I setelah kalah dari wakil Korea Selatan, Choi Sol-gyu/Seo Seung-jae.
Sedangkan di Thailand Open II, langkah mereka terhenti di semifinal lantaran ditumbangkan pasangan Taiwan, Lee Yang/Wang Chi-lin. Dan di BWF World Tour Finals, Ahsan/Hendra kembali kalah dari lawan yang sama di partai final.
Kendati demikian, Herry tetap menyanjung perjuangan Ahsan/Hendra yang dinilai tampil maksimal selama tiga turnamen tersebut. Pasalnya, prestasi ini dicapai di usia mereka yang tak lagi muda. Ahsan berusia 33 tahun. Sementara, Hendra 36 tahun.
Herry yang biasa disebut Coach Naga Api memaklumi pencapaian Ahsan/Hendra. Dia sadar dengan perbedaan usia lawan yang mencapai 10 tahun, sulit bagi The Daddies menandingi stamina lawannya.
"Kalau melihat permainan tadi sih memang Ahsan/Hendra kalah tenaga, tenaga tangannya. Pertama karena lapangannya juga kalah angin. Harus diakui pemain Taiwan ini selama tiga minggu penampilannya konsisten. Penampilan mereka di Thailand Open ini sangat bagus. Baik dari fisik, tenaga, konsentrasi, dan fokusnya luar biasa menurut saya," tutur Coach Naga Api dikutip situs resmi PBSI.
"Memang buat Ahsan/Hendra, pencapaian ini di usia mereka ini sudah bisa sampai final, menurut saya sudah cukup baik di usia mereka di atas 30 tahun ini. Meski belum sempurna untuk menjadi juara," jelas dia.