Gantikan Susy, Begini Siasat Rionny Mainaky Bikin Indonesia Mengerikan

Kepala Pelatih Tunggal Putri Pelatnas PBSI, Rionny Mainaky
Sumber :
  • PP PBSI

VIVA – Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI), Agung Firman Sampurna, mengumumkan struktur kepengurusan untuk periode 2020-2024. Beberapa nama memunculkan kontroversi

Salah satunya Rionny Mainaky yang dipercaya menjadi Ketua Bidang Pembinaan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI . Munculnya nama Rionny Mainaky sebagai ujung tombak peningkatan prestasi bulutangkis nasional terbilang mengejutkan karena rekam jejaknya yang belum menjanjikan

Saat menangani tunggal putri sejak awal 2019, Rionny gagal membawa Gregoria Mariska Tunjung cs berbicara banyak. Padahal, ketika ditunjuk sebagai pelatih tunggal putri, Rionny Mainaky dibebani target untuk mengangkat prestasi.

Menurut pengakuan Rionny, tugasnya adalah melayani. Karena itu ia menjadikan jabatan ini sebagai tantangan baru.

Tak dipungkiri Rionny, ia kaget ketika ditunjuk menjadi Kabid Binpres. Akhirnya setelah mempertimbangkan satu dan lain hal, ia menerima jabatan itu.

"Ini adalah sebuah tantangan baru bagi saya. Jabatan baru tersebut sangat menantang bagi saya. Dulu saya pernah menjadi pelatih dan kemudian menjadi pelatih kepala di Jepang. Tugas saya adalah melayani. Di sini pun sama. Terus terang memang agak kaget juga saya mendapat posisi itu," ujar Rionny dilansir dari badmintonindonesia.org, Minggu 10 Januari 2021.

"Memang agak lama saya pertimbangkan. Menjadi Kabid Binpres itu terus terang tidak gampang. Awalnya, mengapa yang menjadi Kabid Binpres ini saya dan kenapa bukan dari pelatih ganda putra atau pelatih-pelatih lain yang telah matang? Apalagi, sebenarnya saya terus terang masih fighting untuk melatih."

Rionny bertekad berbuat sesuatu untuk bulutangkis Indonesia. Berbekal pengalaman melatih di semua sektor, ia merasa tak takut berjuang di setiap turnamen dan akhirnya siap menggantikan posisi yang sebelumnya dipegang Susy Susanti.

"Ya, saya pikir karena sudah kembali ke sini, saya ingin berbuat sesuatu. Saya pun punya pengalaman melatih di semua sektor saat di Jepang. Selain itu, pelatih-pelatih di sini pun sudah memiliki banyak pengalaman, pemainnya juga sudah teruji. Jadi bisa bekerja sama tanpa mengganggu program latihan yang sudah ada," ungkapnya.
 
"Karena berbagai pertimbangan tersebut, akhirnya saya beranikan diri untuk mengambil keputusan itu. Terus terang, saya tidak takut dengan hasil di sebuah kejuaraan, entah itu gagal atau berhasil. Yang terpenting harus berusaha maksimal dulu. Kalau kita sudah berjuang mati-matian, dan hasilnya kalah, itu bukan berarti gagal tetapi memang ada yang lebih baik. Menurut saya, ya harus berjuang semaksimal mungkin dulu dan jangan main-main," kata dia.