Arti Air Mata Leani Usai Gagal Sabet Emas Tunggal Putri
- ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
VIVA – Atlet para bulutangkis Indonesia, Leani Ratri Okila, masih belum bisa menahan kesedihannya. Meskipun, ia berhasil merebut satu medali emas di ganda putri SL3-SU5 dan satu medali perak di nomor tunggal putri SL4.
Air mata Leani tak terbendung, seusai kalah dari Chen Hafeng dalam laga final bulutangkis nomor tunggal putri SL4 yang berlangsung di Istora Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, Jumat 12 Oktober 2018.
Leani yang unggul 21-19 di gim pertama, kemudian takluk 18-21 dan 13-21 di dua gim sisa.
Memang, ada sedikit penurunan dari permainan Leani di gim kedua. Sempat memberikan perlawanan sengit, akhirnya Leani menyerah di gim kedua. Hal ini sangat berpengaruh terhadap penampilannya di gim ketiga yang semakin menurun.
Leani akhirnya kalah. Tangisan pun sempat keluar dari matanya, dan dia mengungkapkan alasan di balik rasa sedih yang berlebihan tersebut.
"Kekalahan di nomor tunggal itu membuat saya terpuruk dan down banget. Sebab, itu target yang benar-benar saya kejar sejak masih latihan di Solo. Saya yakin, ketika main ganda putri dan ganda campuran. Saya yakin dan optimis, cuma di tunggal, nomor yang saya persiapkan matang-matang malah gagal," kata Leani, dalam jumpa pers setelah pertandingan.
"Padahal, nomor tunggal itu saya benar-benar fokus untuk meraih emas, demi mempersembahkan hadiah ulang tahun ibu saya pada tanggal 25 Oktober. Sebelum pertandingan, ibu ada permintaan. Permintaannya waktu itu, adalah untuk meraih medali emas di tunggal," ucapnya.
Akibat kegagalannya, Leani pun meminta maaf kepada masyarakat Indonesia yang sudah datang ke Istora GBK. Namun, dia tak mau larut dalam kesedihan dan berupaya bangkit untuk menuju gelaran Paralimpiade 2020 di Tokyo.
"Gelar ini (medali emas nomor ganda campuran SL3/SU5) belum bisa mengobati luka saya yang gagal di nomor tunggal. Akan saya balas di Paralimpiade nanti, maka saya akan mulai bersiap dengan ikut banyak single event yang ada di kalender nanti," terangnya.
"Saya juga berusaha untuk fokus di ketiga nomor tersebut (tunggal putri, ganda putri, ganda campuran). Sebab, saya masih bisa. Namun, suatu saat nanti kalau diminta untuk memilih fokus pada satu nomor, mungkin saya lebih ke ganda putri atau ganda campuran yang dianjurkan oleh pelatih," ujarnya menambahkan.
Selama Asian Para Games 2018 bergulir, Indonesia sudah mengoleksi dua emas, satu perak, dan satu perunggu dari cabor bulutangkis. Dan, Merah Putih masih berkesempatan menambah pundi-pundi medali, karena bulutangkis memiliki jadwal pada hari terakhir, Sabtu 13 Oktober 2018. (asp)