Curhat Penggawa Merah Putih Usai Terdepak dari All England

Ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan gagal di babak kedua All England 2018.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA – Deretan pilar andalan Indonesia harus angkat koper dari persaingan All England Open 2018. Sejumlah penggawa Merah Putih yang diharapkan mampu merebut gelar prestius tersebut justru sudah harus meninggalkan arena laga.

Greysia Polii/Apriyani Rahayu(ganda putri), Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (ganda campuran), Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra) dan Jonatan Christie serta Anthony Ginting (tunggal putra) mesti merelakan kiprahnya terhenti.

Baca juga: Jonatan dan Hendra/Ahsan Tersingkir dari All England

Greysia/Apriyani dan Anthony Ginting terkapar di babak pertama, sementara nama lainnya terjungkal di babak kedua. Lalu seperti apa sebenarnya situasi yang terjadi hingga performa mereka gagal mencuat di depan publik Barclaycard Arena, Birmingham?

“Pastinya kecewa karena ggak sesuai harapan. Di game kedua dan game ketiga, lawan lebih berani, tidak seperti game pertama, dan ini membuat kami kewalahan,” ungkap Ahsan, dalam rilis resmi PBSI.

“Kami tidak siap, banyak pengembalian yang naik jadi keserang duluan. Lawan tenaganya kuat, speed juga bagus,” tambah Hendra. Juara All England 2013 ini ditekuk Liao Min Chun/Su Ching Heng (Taiwan) 21-13, 18-21 dan 14-21 di babak kedua, Kamis malam WIB 15 Maret 2018.

"Saya sudah menyangka akan dapat perlawan sengit. Melawan teman sendiri lebih susah, setiap hari ketemu di latihan. Mereka enjoy dan rileks, meski mereka junior di bawah. Kita lebih ada beban," ujar Liliyana Natsir yang takluk dari Hafiz Faisal/Gloria Emanuelle Widjaja, 21-18, 15-21 dan 29-30, Jumat dini hari WIB 16 Maret 2018.

Jonatan Christie juga tak puas dengan penampilannya di dua turnamen Eropa yaitu German Open dan All England. Di babak kedua All England, Jojo ditekuk tunggal Korsel, Son Wan Ho dengan skor 16-21 dan 12-21

“Ada beberapa catatan, saya akan bicara sama pelatih, bagaimana mengatasi hal-hal seperti tadi, dari poin genting saya banyak menyerang lagi. Saya pribadi di lapangan kurang menekan, memutuskan mau main apa di saat itu masih 50-50, mikirnya bisa turunin arah bola dulu, tapi kenyataannya waktu main itu arah bola masih naik,” keluh Jonatan.