FIA Akan Tinjau Ulang Peraturan Poin Formula 1
- twitter.com/F1
VIVA – Federasi Otomotif Internasional FIA mengumumkan rencana peninjauan ulang terkait pemberian poin menyusul hasil Grand Prix Belgia di mana pembalap mendapat hanya separuh poin setelah menyelesaikan dua putaran di belakang Safety Car.
Balapan akhir pekan lalu yang diguyur hujan lebat di Sirkuit Spa-Francorchamps itu menjadi balapan keenam dalam sejarah Formula 1 yang memberikan separuh jatah poin bagi para pembalap. Regulasi mengatur hal itu bisa terjadi apabila pemimpin lomba menyelesaikan lebih dari dua lap tapi kurang dari 75 persen jarak asli balapan.
Presiden FIA, Jean Todt mengonfirmasi, peraturan itu sedang ditinjau ulang. "FIA, bersama dengan Formula 1 dan tim, akan dengan cermat meninjau ulang regulasi untuk melihat apa yang bisa kami pelajari dan tingkatkan di masa depan," kata Todt lewat Twitter.
"Temuan, termasuk topik dari alokasi poin, akan ditambahkan ke agenda di pertemuan Komisi F1 berikutnya pada 5 Oktober," tambahnya. Todt mengatakan bahwa balapan tersebut telah menghadapi "tantangan luar biasa" dan jendela di dalam cuaca yang diprediksi oleh kunjung tiba.
Dia juga meminta maaf kepada para penonton yang telah menunggu berjam-jam di tengah hujan, udara dingin dan cuaca berangin, namun mengatakan regulasi telah dijalankan dengan benar. Meski pada akhirnya GP Belgia akhir pekan lalu menjadi balapan terpendek dalam sejarah F1.
Pembalap Red Bull Max Verstappen dinyatakan juara dan meraih 12,5 poin untuk memangkas defisit delapan poin dari Lewis Hamilton menjadi tiga poin saja. Sejumlah tim dan pembalap mempertanyakan keputusan pemberian poin tersebut ketika balapan sebenarnya bisa dikatakan tidak berjalan.
"Hasil ini menyakitkan kami semua, tapi pada khususnya bagi para fans olahraga ini, yang tidak mendapatkan pertunjukan yang mereka inginkan ketika tiba di sana," kata tim Alfa Romeo.
Tim Alfa Romeo kini menghuni peringkat sembilan klasemen konstruktor, tertinggal 17 poin dari Williams yang membawa pulang 10 poin berkat George Russell sebagai runner-up di Belgia dan Nicholas Latifi di posisi kesembilan.
"Kami harap ini jadi pelajaran. Pelajaran yang akan meningkatkan cara kami beroperasi di masa depan dan pelajaran yang menempatkan pendukung olahraga kami di posisi yang layak bagi mereka," jelasnya. (Ant)