Faktor Keselamatan di Tabox Competition Terjamin

Tabox Competition dari One Pride
Sumber :
  • VIVA/Riki Ilham Rafles

Jakarta – Tabox Competition yang digagas oleh One Pride dimulai pertama kali di Hall A Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta pada Sabtu 3 Februari 2024. Sebanyak empat peserta mengawali ajang ini dengan baik.

Tabox Competition adalah bagian dari combat sports. Di mana ada dua peserta yang berdiri secara berhadapan lalu bergantian melepaskan tamparan ke arah wajah. Penghitungan poin dan KO akan ditentukan oleh enam wasit yang bertugas mengawal pertarungan.

Chief Executive Officer (CEO) One Pride, Fransino Tirta mengatakan, Tabox Competition terinspirasi dari Power Slap gagasan UFC. Ajang adu tabok saat ini sedang banyak digemari di dunia.

Tabox Competition dari One Pride

Photo :
  • VIVA/Riki Ilham Rafles

Karena itulah mereka tak mau ketinggalan dan membuatnya di Indonesia. Ajang ini memang terlihat brutal, tapi ditekankan oleh Fransino Tirta, keselamatan peserta terjamin.

"Safety pasti, karena pertandingan ini diawasi oleh dokter dari kami. Dokter ini di bawah pemerintahan, sehingga sangat berkompeten. Semua peserta cek medis lebih dulu apakah layak mengikuti pertandingan ini," kata Fransino.

"Peraturannya juga cukup aman, karena boleh menggunakan telapak, jadi tidak sekeras bogem. Peserta juga tidak boleh pivot, karena pivot itu menambah tenaga pukulan, makanya kami batasi. Arah (tabokan) juga di pipi. Terlihatnya olahraga ini lebih brutal, tapi lebih aman," imbuhnya.

Para peserta juga dibekali alat pelindung gigi dan telinga. Sehingga olahraga ini bisa terbilang aman, tapi sangat seru dan menarik bagi penonton.

Tabox Competition dari One Pride

Photo :
  • VIVA/Riki Ilham Rafles

Dalam satu pertandingan Tabox Competition, setidaknya ada enam wasit yang bertugas. Ada yang bagian mencatat poin, dan juga mengawasi gerakan dari para peserta. Peraturannya terasa ketat, karena memang demi faktor keselamatan.

"Wasit ini memastikan peraturan ditegakkan dan benar-benar melihat apakah yang menabok ini sesuai aturan dan memperhatikan yang ditabok, karena untuk menahan kalau jatuh tidak berbahaya," tutur Fransino.

Penilaian dalam Tabox Competition lebih kepada subjektif wasit yang mencatat poin. Respons peserta yang giliran ditampar akan dilihat secara spesifik.

"Kami menilai dari efek yang disebabkan. Apabila ditabok tapi bergeming, itu bagus. Tapi pada saat yang ditabok tapi tidak bergeming, nah itu kami lihat siapa yang lebih sakit, itu kalah. Ekspresi muka dan anggota tubuh itu kami nilai," ujarnya.