Panas, Kasus Pesilat Wanita Ngaku Sakti Dibawa ke Ranah Hukum

Chintya Candranaya
Sumber :
  • instagram.com/chintyacandranaya

VIVA – Polemik soal keaslian aksi-aksi pesilat wanita yang ngaku sakti, Chintya Candranaya terus berlanjut. Bahkan makin panas dan akan dibawa ke ranah hukum.

Gerakan #BeladiriBersatu yang berencana melakukan ini. Hal tersebut dilakukan lantaran Chintya tak kunjung memberikan bukti tentang keaslian aksi ekstrem yang kerap ia unggah di media sosial miliknya.

Alih-alih memberikan bukti, Chintya malah sering bersilat lidah memberikan klarifikasi yang dinilai tak menyelesaikan persoalan. 

Gerakan #BeladiriBersatu yang digawangi petarung papan atas Indonesia seperti Theodorus Ginting, Suwardi, Rudy Agustian, hingga Mustadi Anetta, sejatinya telah meminta Chintya untuk membuktikan diri.

Baca Juga: Tak Kuat Tahan Nafsu, Mike Tyson Ngeseks di Toilet Umum

Mereka sampai mendatangi markas Chintya di Lampung pada 8-9 Agustus 2020 kemarin.  #BeladiriBersatu mau melihat secara langsung bagaimana Chintya bisa memukul durian hingga hancur, membengkokkan pipa besi, menendang pilar beton sampai hancur, hingga menghindari tembakan peluru. 

Namun, Chintya tak menampakkan batang hidungnya, dengan alasan #BeladiriBersatu datang ke Lampung tanpa ada undangan darinya. 

Di satu sisi, Chintya pun menegaskan bahwa aksi-aksi yang ia pamerkan adalah asli, tanpa editan. Pun, Chintya membantah kalau apa yang ia lakukan adalah pembodohan publik. 

Sebulan lebih polemik ini berlalu tanpa ada kejelasan dari Chintya, ternyata #BeladiriBersatu berniat untuk membawa masalah ini ke ranah hukum. Hal tersebut disampaikan oleh Theodorus Ginting di akun youtube Bima Anf.

Baca Juga: Mengharukan, Persembahan Cinta Khabib untuk Almarhum Ayah

#BeladiriBersatu bersatu sepakat membawa masalah ini ke ranah hukum. Jadi selama mempersiapkan peluru-peluru, kita bantu jugalah, karena ini gerakan bersama," kata Theo.

Menurut Theo, kalau tidak dibawa ke ranah hukum, polemik ini akan menjadi panggung bagi Chintya untuk meraup keuntungan. 

"Kita harus berhenti memberikan mereka panggung, Buat kita itu hina untuk hidup dari hinaan, tapi buat beberapa orang adalah kesempatan," ucapnya.