SEA Games 2017 Usai, Utang Hotel Menanti Dilunasi

Atlet angkat besi Indonesia, Deni saat raih medali emas SEA Games 2017
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA.co.id – SEA Games 2017 Kuala Lumpur menjadi yang terburuk sepanjang sejarah keikutsertaan Indonesia. Total 38 medali emas yang bisa dibawa pulang, dari target awal sebanyak 55.

Melesetnya target tidak terlepas dari buruknya persiapan. Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) yang bertanggung jawab membawahi cabang olahraga, justru tidak bekerja maksimal.

(Baca juga: Kepercayaan Diri Berlebih RI Jadi Bumerang di SEA Games 2017)

Tidak cuma soal High Performance Program (HPP) andalan Satlak Prima yang gagal. Mereka juga tak mampu menyalurkan dana akomodasi pelatnas kepada cabang olahraga.

Kami gelar pelatnas dari Januari 2017 sampai hari ini belum dibayar. Kira-kira totalnya Rp2 miliar," kata manajer cabang olahraga angkat besi, Alamsyah Wijaya, kepada VIVA.co.id, Senin 4 September 2017. 

Alam menuturkan pihaknya coba menalangi pengeluaran. Namun mereka hanya bisa mendapatkan dana sekira Rp700 juta untuk itu. Jelas jumlahnya sangat kurang.

Alhasil, selama periode Januari hingga Agustus 2017, para pelatih dan atlet angkat besi berhutang kepada pihak hotel tempat mereka menginap. Bagi Alam, hal itu jelas berpengaruh kepada psikologis.

"Menginap di hotel, tujuh bulan tidak bayar gimana psikologisnya? Keluar kamar juga malu. Gaji pelatih asing kita terakhir dibayar Januari," ungkap Alam.

Beruntung bagi angkat besi, karena mereka bisa menyumbang dua medali emas dan dua medali perak di SEA Games 2017. Dengan hasil itu, target yang dicanangkan sukses diraih.

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi tak memungkiri adanya penyaluran dana yang macet. Dia berharap, ke depan ada aturan baru dalam pendanaan olahraga agar kejadian seperti sekarang tak terulang.

"Terkait soal pendanaan olahraga, ini harus ada perubahan aturan, sehingga bisa lebih fleksibel lagi, lebih dinamis dan memungkinkan bagi cabang olahraga untuk menentukan sewaktu-waktu agenda try out, perpindahan tempat Pelatnas," kata Imam.

(Baca juga: Kecurangan Jangan Jadi Alasan Bobroknya RI di SEA Games)

Dari segi persiapan, Eko Yuli Irawan dan kawan-kawan tidaklah beruntung. Uang saku yang seharusnya diterima macet, kebutuhan perlengkapan latihan baru diterima di akhir, dan suplai suplemen tidak mereka dapatkan.

"Persiapan kita yang kurang bagus. Dan menurut saya, dengan persiapan begini, hasil dua emas dan dua perak sudah luar biasa," ujar Alam. (hd)