Perempuan-perempuan Pencuri Perhatian di PON 2016
- VIVA.co.id/Riki Ilham Rafles
VIVA.co.id – Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat telah usai. Tuan rumah keluar sebagai juara umum dengan perolehan medali emas mencapai 217 keping. Menyusul kemudian Jawa Timur dan DKI Jakarta yang sama-sama menyabet 132 medali emas.
Selain persaingan perebutan medali emas antar daerah. Ada satu fakta yang tak bisa dipungkiri dari gelaran PON 2016 kali ini, yakni munculnya perempuan-perempuan cantik berprestasi yang terlibat di dalamnya.
1. Nony Kristianty Andilah
Masih dari arena biliar, ada satu nama lagi yang mencuri perhatian dengan kecantikannya dan kemahiran dalam urusan menyodok bola. Dia adalah wakil Jawa Barat, Nony Kristianty Andilah.
Masih berusia 21 tahun, Nony tampil memukau. Dia berhasil melangkah hingga ke babak semifinal sampai akhirnya dipaksa menyerah 5-7 oleh Silviana.
Kekecewaan amat jelas terlihat dari raut wajah perempuan asal Cirebon tersebut. Sebab, mimpinya ketika terpilih menjadi wakil tuan rumah ialah mempersembahkan medali emas.
"Siapa yang tidak mau menyumbang (medali) emas buat Jawa Barat apalagi tuan rumah, tetapi Tuhan belum berkehendak," ungkap Nony.
Meski begitu, Nony tak mau menyerah sampai di sini saja. Dia mengaku akan tetap berlatih meningkatkan kemampuannya, dan siap memberikan hasil terbaik di ajang yang akan diikuti berikutnya.
2. Lindswell Kwok
Nama Lindswell Kwok tak hanya populer dalam olahraga wushu di Tanah Air. Dalam kancah internasional pun, perempuan yang besar di Sumatera Utara ini kerap menjadi juara.
Mewakili Sumut dalam nomor wushu taolu di PON 2016, Lindswell sukses mempersembahkan medali emas. Ini menjadi bukti, perjuangan selama ini dalam berlatih tak pernah mengkhianati hasil akhir yang diterima.
Lahir di keluarga yang juga menggemari wushu, diakui perempuan berusia 24 tahun tersebut amat membantu. Kariernya dalam dunia olahraga ini selalu mendapat dukungan penuh.
"Kemenangan ini saya persembahkan untuk keluarga. Tidak dipungkiri keluarga saya yang paling tahu suka duka. Jadi medali ini untuk keluarga," kata Lindswell.
***
3. Siti Novia Sari Sitepu
PON 2016 menjadi pengalaman yang pertama bagi Siti Novia Sari Sitepu. Dan sayangnya, perempuan berprofesi sebagai Polisi Wanita tersebut belum mampu mencatatkan hasil terbaik saat turun di nomor wushu taolu.
Walau begitu, dia enggan menyerah begitu saja. Di usia 19 tahun, kariernya ke depan masih amat panjang. Dia menegaskan akan terus serius mengasah bakatnya dalam olahraga wushu.
Pada PON kali ini, Novia mengaku baru fokus kembali latihan sekitar 6 bulan. "Kemarin itu, setelah masuk kepolisian sempat break juga 1 setengah tahun, dan baru mulai lagi latihan untuk PON," kata Novia.
Menjadi Polwan merupakan cita-citanya sejak kecil. Kebetulan, Ayahnya juga merupakan anggota kepolisian di Medan dan membuatnya selalu terinspirasi.
4. Emilia Guliva Hampp
Emilia Guliva Hampp merupakan atlet ski air DKI Jakarta. Pada PON 2016 ini, dia sukses mempersembahkan medali emas ketika turun di nomor slalom putri.
Pencapaian tersebut membuat nama dara yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) tersebut menjulang. Hasil kerja kerasnya dalam latihan selama masa persiapan pun tak jadi sia-sia.
"Saya sampai nangis, karena tidak mau latihan. Sampai dapat SP (Surat Peringatan) dari Ketua Pengprov Ski Air DKI," ungkapnya.
Lahir sebagai keturunan Jerman-Manado membuat Emilia dianugerahi wajah cantik. Dia mengaku, sempat bingung untuk memilih karier sebagai atlet atau aktris.
Menjadi aktris bukan perkara sulit baginya, sebab sang Ayah merupakan seorang sutradara film. Dia pun sering ditawari oleh rekan-rekan Ayahnya untuk bergelut di dunia perfilman.
***
5. Joleta Budiman
Cabang olahraga tenis PON 2016 tak kalah meriah dibanding dengan yang lainnya. Selain menghadirkan persaingan ketat antarkontingen, ada pula wajah-wajah cantik didalamnya.
Wakil Jabar, Joleta Budiman salah satunya. Masih berusia 16 tahun, namun gadis keturunan Sunda-Inggrs tersebut juga tak kalah garang di lapangan.
Dengan tinggi mencapai 177 cm, dia memiliki keunggulan penempatan bola yang baik sehingga mampu membuat lawan kesulitan. Sayangnya, Joleta gagal mempersembahkan medali emas untuk Jabar.
"Memang lebih banyak latihan agar punya pukulan yang keras dan mematikan. Tapi, pukulan itu tetap harus terkontrol dan benar-benar bisa dijadikan senjata andalan untuk mengalahkan lawan," katanya.
Turun di nomor tunggal putri, Joleta mesti mengakui keunggulan petenis Jawa Timur, Aldila saat mencapai babak semifinal. Dia kalah 2 set langsung, 6-1 dan 6-1.
Di usi yang masih muda, Joleta memiliki mimpi besar. Dia mengaku masih menyimpan hasrat untuk bisa menjadi petenis papan atas dengan keinginan dapat mengikuti turnamen berskala internasional.
6. AA Istri Kania Ratih Atmaja
Perenang muda andalan DKI Jakarta ini tampil memukau di PON 2016. Dia berhasil menyumbangkan medali emas bagi kontingen Ibu Kota ketika turun di nomor perorangan putri.
Selain itu, dia juga turun andil dalam torehan medali perak DKI di nomor estafet putri. Turun di ajang 4 tahunan ini, Kania yang memulai debut di PON XVIII/Riau ketika masih berusia 14 tahun memiliki target tinggi.
Karena itulah dia selalu berupaya memberikan yang terbaik ketika bertanding, termasuk berusaha untuk mencari catatan terbaiknya. "Saya mau mencatatkan best time di nomor 200 meter," ujarnya.
Di PON 2016 ini, Kania juga mencatatkan rekor gemilang. Turun di nomor 50 meter gaya punggung putri dia mencatatkan waktu terbaik 30,17 detik. Capaian itu membuatnya mengalahkan rekon PON 2008 milik atlet Jawa Tengah, Shelomita.