Karier Si Cantik Nony Berawal dari Kantin Rumah Biliar
- VIVA.co.id/Riki Ilham Rafles
VIVA.co.id - Nony Kristianty Andilah sukses mencuri perhatian di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat. Turun di nomor 10 ball tunggal putri, gadis asal Cirebon tersebut melangkah hingga ke semifinal.
Sayang, ketika tinggal selangkah lagi menuju babak final, Nony harus menerima kenyataan pahit. Langkahnya dihentikan oleh pebiliar asal Kalimantan Barat, Silviana, dengan skor 5-7.
Masih berusia 21 tahun, namun ambisinya di PON 2016 ini cukup besar. Dia mengaku kecewa tidak bisa menyumbangkan medali emas bagi Jabar ketika menjadi tuan rumah event 4 tahunan ini.
"Siapa yang tidak mau nyumbang (medali) emas buat Jawa Barat apalagi tuan rumah, tetapi Tuhan belum berkehendak," ungkap Nony saat ditemui VIVA.co.id di Graha Manggala Siliwangi, Bandung.
Selama tampil di PON 2016, Nony tak pernah kehilangan dukungan. Selain menjadi wakil tuan rumah, kecantikannya menjadi salah satu faktor yang membuat penonton antusias menyaksikannya bertanding.
Gadis kelahiran 23 November 1995 ini mengaku, awal mengenal olahraga bola sodok tak lepas dari pekerjaan Sang Mama yang sehari-hari berjaga di kantin rumah biliar. Sejak kelas 5 Sekolah Dasar, Nony kerap membantu di sana untuk sekadar mengantarkan pesanan.
Dari sana, dia kemudian mencoba-coba bermain biliar. Kebetulan, pemilik rumah biliar tersebut adalah Ketua PB POBSI Jabar. Melihat Nony kecil memiliki bakat, dia menyarankan agar giat berlatih.
"Awalnya saya iseng ikut seleksi untuk Porda lolos, terus seleksi untuk Pelatda sampai akhirnya PON 2012 dapat medali, dan sekarang dipercaya juga untuk membela Jawa Barat," katanya.
Usai tampil di PON 2016, Nony mengaku belum memiliki agenda lain. Undangan untuk mengkuti pelatnas atau Kejuaraan Nasional belum datang kepadanya. Untuk mengisi kekosongan, sementara dia akan terus berlatih sendiri guna mengasah kemampuan lebih baik lagi. (one)