Selfie dengan Atlet Olimpiade Korsel, Atlet Korut Dihukum?

Atlet senam, Hong Un-Jong (Kiri) dan Lee Eun-Jun.
Sumber :
  • REUTERS
VIVA.co.id –
Pemandangan yang cukup indah terjadi pada Olimpiade Rio 2016, di mana dua atlet beda negara melakukan foto selfie bersama. Yang menjadi menarik adalah negara yang dibela kedua, yakni Korea Utara dan Selatan.


Mereka adalah atlet senam, Hong Un-Jong (Korea Utara) dan Lee Eun-Ju (Korea Selatan). Situasi politik dua Korea yang terpisah setelah perang (1950-1953), membuat foto selfie keduanya sangat bermakna dan memperlihatkan sebuah kedamaian.


Seperti dilaporkan Independent pada Selasa 9 Agustus 2016, sebelum melakukan selfie, Lee dan Hong sudah tampak asyik bercengkerama, bertukar senyum dan tawa saat menunggu giliran tampil. Foto selfie keduanya pun tersebar dan menuai pujian dari khalayak.


Yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana nasib Hong selanjutnya? Apakah, pesenam cantik berusia 27 tahun tersebut akan mendapat hukuman dari pemerintah Korut karena tampil cukup akrab dalam foto selfie dengan musuh mereka.


Analisis Korut dan juga penggemar olahraga, Michael Madden, mengatakan hukuman dan hal-hal mengerikan lainnya tidak akan diberikan pada Hong. Sebab, Korut sudah melakukan “diplomasi olahraga” sebagai kebijakan negara sejak 1980.


“Ini adalah hal bukan politis bagi Korut, yang mengisolasi dirinya untuk berinteraksi dengan dunia luar dan mengambil keuntungan dari kontak dan pertukaran antarbudaya,” kata Madden, dilansir BBC Sports.


Bahkan, pihak Korut sempat melakukan negosiasi dengan Korsel untuk mengirimkan tim gabungan Korea pada Olimpiade 2000, 2004 dan 2008. Pada pembukaan Olimpiade 2000, Korut dan Korsel tampil bersama dalam parade kontingen.


Kedua negara membawa bendera dengan gambar semenanjung Korea, di mana hal tersebut mendapat apresiasi baik dari dunia. Akan tetapi, hal tersebut tidak pernah kembali terjadi dalam belakangan ini.


Kembali ke nasib Hong, Madden mengatakan sang atlet juga pernah berpelukan dengan atlet senam Simone Biles asal Amerika Serikat pada 2014 lalu. Nyatanya, Hong yang meraih medali emas pada Olimpiade 2008 di Beijing masih bisa ikut serta ke Brasil.


“Bila akrab dengan atlet negara yang masuk kategori musuh bagi Korut dianggap dosa besar. Maka, Hong tidak akan dibolehkan ikut serta dalam Olimpiade Rio,” ujar Madden. 


Penghargaan dan Hukuman



Olahraga bisa dibilang sebagai salah satu jalur cepat melambungkan sosok yang dianggap penting di Korut. Atlet yang berhasil akan disambut meriah dan diberi gelar serta penghargaan oleh pemerintah.


Pada 2013 lalu, atlet yang sukses mendapat hadiah apartemen lengkap dengan perabotannya untuk keluarga mereka. Kemudian, atlet pun dibuatkan film dokumenter yang cukup dramatis atas kerja keras mereka.

Sejak berkuasa pada 2011, Kim Jong Un memang memprioritaskan olahraga dan diplomasi terkait olahraga. Korut juga memulai pembangunan dan renovasi venue kompetisi dan fasilitas latihan para atlet.

Namun, sanksi berat berupa penahanan dan eksekusi akan didapat bila atlet gagal dan tampil mengecewakan. Pada Piala Dunia 2010, timnas Korut harus tersingkir dengan cepat karena tampil kurang baik.

Kabar beredar di media-media yang belum dikonfirmasi, para pemain serta ofisial tim dikirim ke kamp kerja paksa. Atlet Korut memang jadi anggota di partai penguasa dan anggota militer, maka mereka mendapat hukuman disiplin.


Anggota tim Piala Dunia dibawa ke pertemuan atlet, pelatih dan ofisial olahraga dan dikritik karena kegagalan mereka. Walau tak nyaman, hukuman ini tentu lebih baik ketimbang dikirim ke penjara atau dieksekusi. (one)