Ternyata, Ada 4 Atlet Indonesia Cetak Hattrick di Olimpiade

Lifter Indonesia, Triyatno
Sumber :
  • REUTERS

VIVA.co.id - Perjuangan para atlet Indonesia dalam ajang Olimpiade rupanya bisa menjadi torehan apik tersendiri bagi sejumlah olahragawan Tanah Air. Kebanggaan membela nama bangsa dan dedikasi besar untuk kejayaan Merah Putih seolah telah menjelma sebagai energi terbesar dalam penampilan mereka.

Dan pada pergelaran Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, kali ini, ada 4 atlet Indonesia yang mencatatkan torehan ketiga alias hattrick dalam keikutsertaannya di multievent olahraga terakbar sejagat raya tersebut.
 
Berikut 2 atlet pria dan 2 atlet wanita yang menorehkan kiprah ketiganya dalam ajang Olimpiede secara berturut-turut sejak pergelaran di Beijing 2008.

Ika Yuliana Rochmawati

Meski bukan termasuk cabang populer, namun panahan merupakan andalan Indonesia terhitung sejak Olimpiade 1972 di Munich, Jerman Barat.

Pada pergelaran Olimpiade Beijing 2008, nama pemanah putri, Ika Yuliana Rochmawati pun muncul sebagai salah satu pilar Merah Putih bersama Rina Dewi Puspitasari. Sayangnya, ia langsung tersingkir di babak 1, kalah lawan pepanah Amerika Serikat.



Prestasi Ika justru membaik dalam Olimpiade London 2012. Ika berhasil lolos hingga babak perdelapan final, sebelum akhirnya kalah tipis lawan pepanah Rusia dalam nomor perseorangan putri.

Ika berpeluang meraih medali dalam kesempatan ketiganya tampil di Olimpiade. Pada 2014 lalu, Ika sukses menjadi juara seri Piala Dunia yang berlangsung di Wroclaw, Polandia.

Triyatno dan Eko Yuli Irawan

Nama Triyatno dan Eko Yuli Irawan, tentunya sudah tidak asing lagi bagi cabang angkat besi di Tanah Air. Kedua lifter ini sukses mempersembahkan medali bagi Indonesia di Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012.

Triyatno berhasil merebut medali perunggu di Olimpiade Beijing 2008 dalam nomor 62 kilogram. Dan di London 2012 prestasinya pun meningkat dengan meraih medali perak pada kelas 69 kilogram.



Dan pada Olimpiade Rio tahun ini, Triyatno berusaha meraih medali Olimpiade ketiga pada nomor 77 kilogram. Dari grafik pencapaiannya, tentunya sangat diharapkan pria kelahiran 20 Desember 1987 itu untuk mampu menduduki podium tertinggi.



Torehan tak kalah impresif juga dibukukan oleh rekan Triyatno, Eko Yuli Irawan. Lifter asal Lampung ini menjadi pemilik medali perunggu kelas 56 kg di Olimpiade Beijing 2008. Pada London 2012, pria 27 tahun itu juga mengoleksi medali yang sama dari nomor 62 kilogram.

Dan akhirnya, hasil bagus pun sukses dikemas kembali Eko pada Olimpiade 2016, kali ini dengan merebut medali perak di kelas yang sama.

Liliyana Natsir

Sosoknya kerap menjadi tulang punggung skuat bulutangkis Indonesia dalam berbagai turnamen bergengsi level tertinggi. Gadis yang akrab disapa Butet ini telah berpartisipasi memperkuat armada Merah Putih di kancah Olimpiade sejak Olimpiade Beijing 2008.



Dalam ajang itu, Butet bermain di dua nomor yakni ganda campuran dan ganda putri. Bersama Nova Widianto, juara dunia 2007 dan 2013 itu mendulang medali perak di ganda campuran. Sedangkan di ganda putri bermain dengan Vita Marissa, ia langsung tersingkir di babak pertama.

Di Olimpiade London 2012, Butet yang hanya tampil di ganda campuran justru gagal meraih medali bersama rekan duetnya Tontowi Ahmad. Dalam pertandingan perebutan medali perunggu, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir kalah lawan duo Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen setelah sebelumnya di semifinal juga harus tunduk dari duet China, Xu Chen/Ma Jin.



Tahun ini pemilik hattrick gelar All England 2012-2014 ini bakal berusaha meraih medali keduanya di Olimpiade bersama Tontowi Ahmad. Awal 2016 lalu, Tontowi/Liliyana menjuarai Malaysia Open Super Series Premier, yang jadi modal berharga meningkatkan kepercayaan diri di Rio De Janeiro tahun ini. (one)